Assalamualaikum, sehat semua, ya?
Selamat berpuasa bagi yang menjalankan. Semoga semangat terus dan ibadahnya bisa diterima oleh Allah SWT. AAMIIN.
Sebelumnya saya ucapkan mohon maaf lahir batin, takutnya bikin kesel karena lama Up. LOL.
Semoga Up kali ini membuat kalian sedikit ngusir gabut pas menuju buka, hehe.
Selamat membaca!
..--..
Akhirnya, ini adalah hari terakhir Batavia Art berlangsung. Masih siang, kami semakin sibuk melayani para pengunjung yang mendatangi stand. Baik itu yang hanya melihat saja ataupun ingin membeli. Mereka semakin antusias karena aturan dari panitia penyelenggara pameran mengadakan sistem pemotongan harga untuk acara terakhir ini, yang pastinya semua peserta pameran harus mengikutinya.
Aku menghela nafas setelah selesai mengurusi pembelian dengan seorang wanita muda keturunan ningrat. Gayanya yang luhur membuat aku harus berhati-hati dalam bertutur kata.
Keadaan stand lain sama riuhnya, bahkan aku melihat pria tua pemilik stand itu kelimpungan sendiri. Dari situ aku berpikir bahwa Kresna cukup beruntung karena membawa teman untuk membantu jadi tidak terlalu kepayahan seperti pria tua di seberang sana.
“Tidak, aku yang melihat ini lebih dulu!” Suara wanita yang mengalahkan riuhnya siang hari ini membuat aku menoleh heran karennya.
“Tidak, aku lah yang paling dulu!” Suara wanita lain tak kalah kencangnya terdengar menyahut.
Mereka tengah memperebutkan satu kanvas lukisan bunga tulip dengan corak warna yang indah. Keduanya tampak sama-sama tertarik dengan lukisan tersebut hingga berakhir dengan bersitengang seperti sekarang.
Aku mencoba menengahi mereka sementara Kresna masih asik bernegosiasi dengan tiga orang pria jangkung tanpa mempedulikan dua wanita itu, atau mungkin saja Kresna tak mau peduli dan tak mau repot-repot mencampuri urusan dua wanita yang sedang bersitegang, terlalu melelahkan menurutnya.
“Maaf, ada yang bisa saya bantu?” tanyaku setelah tiba diantara kedua wanita yang tingginya lebih dariku.
Mereka menoleh dengan wajah jengkelnya, “kami sama-sama menginginkan lukisan ini. Sungguh, sayalah yang melihatnya lebih dulu! Tapi dia datang dan berkata jika dia telah memilih lukisan ini untuk dibelinya. Padahal jelas saya yang paling dulu sampai ke stand ini.” Jawab salah satu wanita yang lebih muda tak terima.
“Benarkah? Justru saya yang melihatnya lebih dulu tapi saya mendatangi stand lain dulu untuk membeli pahatan.” Jawab wanita bergaun hijau mendebat.
“Salahmu sendiri tidak langsung membelinya! Tetap saya yang datang ke sini lebih dulu dan saya yang akan membelinya.” Jawabnya lebih tegas dari sebelumnya. Matanya pun menyorot nyalang ke wanita yang mengaku sudah melihatnya lebih dulu itu.
“Sudah-sudah, mohon tenang, ya. Bagaimana jika kalian melelang saja, ini kan memang acara lelang?” Aku memberi usul.
“Jadi berapa harga yang akan kalian tawarkan untuk lukisan saya?”
Bak pahlawan, Kresna muncul begitu saja di antara kami dan berkata demikian. Kharismanya membuat kami bertiga bungkam. Namun, aku bersyukur karena sudah dibantu untuk menengahi kedua wanita yang mungkin saja tak akan ada yang mengalah sehingga memicu keributan. Aku pikir Kresna tak akan peduli untuk berada di tengah-tengah wanita yang sedang bertengkar namun, dugaanku salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Batavia 1920
Mystery / ThrillerTAMAT (PART MASIH LENGKAP)‼️ /// Luna Ayunda\\\ Saat itu aku sangat senang sekali. Mungkin aku adalah satu dari seribu orang yang beruntung di bumi ini karena mendapatkan hal paling ajaib semur hidupku. Bisa bertemu dengan seniman hebat jalanan di k...