28. Kebimbangan Ayu

371 83 17
                                    

YUHUUUUU..... ketemu tanggal cantik ni.  🥰

Selamat membaca, semoga menghibur dan menuntaskan rindu kalian sama Kresna. ✌️

...__...

Tunggu disini.

Kalimat itu terus berputar, mengulang lagi dan lagi. Berdengung dari sisi kiri dan kanan otakku.  Begitupun dengan batinku yang terus bersuara jika ini tidak mungkin terjadi, tidak boleh. Ini salah. Ini tidak bisa. Salahnya, aku tidak bisa berpikir bagaimana cara terbaik untuk menegaskan bahwa hubungan kita berdua hanya sebatas rekan kerja atau lebih pun, hanya sebagai sahabat.

Sederhanyanya, aku tidak tau harus beralasan apa untuk ini. Kresna tipe orang logis yang perlu penjelasan masuk akal yang bisa ia diterima.

Aku tidak pandai berbohong. Berpura-pura pun sudah tidak artinya bagi Kresna. Dia sudah tau betul sikapku. Yang ada dia akan terus menyudutkan agar terus terang hingga jawabanku terasa puas baginya. Dalam arti, sampai aku berkata jujur.

Iya, aku senang bersama dengannya. Aku nyaman. Aku bahagia. Aku juga tidak pernah bisa sedekat ini dengan seorang lelaki. Dulu, saat masih sekolah aku tidak punya satu pun teman dekat lelaki. Teman perempuan yang aku punya juga sedikit. Aku orang yang tidak bisa mudah menerima orang lain disekitarku. Karena aku selalu merasa percaya diri jika melakukan sesuatu sendirian. Tapi, bukan berarti aku tidak butuh kehadiran orang lain dikehidupanku. Aku harap kalian paham maksudku.

Mungkin karena itu, aku merasa Kresna berbeda. Aku suka pribadinya. Tapi aku tidak ingin menumbuhkan peluang untuk merasa lebih dari itu. Untuk menumbuhkan cinta diantara kami yang lebih jauh lagi. Kresna tidak boleh mendapatkan peluang tersebut. Begitupun dengan perasaanku. Cukup di sini saja.

Sebetulnya, aku sudah mendapatkan percaya dari Kresna. Percaya jika dia lelaki baik. Percaya jika siapapun wanita yang akan bersamanaya akan merasa sangat beruntung dan bahagia karena bisa dicintai oleh Kresna. Hubungannya akan jauh dari kecewa dan rasa sakit hati. Karena menurutku, hubungan cinta dari sepasang kekasih harus dimulai dari rasa percaya baru kemudian cinta tumbuh seiring mereka bersama dan rasa sayang akan menjadi pelindung sekaligus penguat asmara yang terjalin.

Sekarang, di sini, di zaman ini, aku hanya kenal dengan Kresna, Bu Lasmi dan Fatma. Mereka semua sudah seperti keluarga bagiku. Oh, tentu, Kek Wira juga mau tak mau aku sebut dia orang yang aku kenal. Dan dia dalang dari semua hal yang tidak masuk akal ini. Menjadikan semuanya justru terasa sulit alih-alih membantu, yang katanya demikian.

Well, membantu menyelesaikan tulisanku tentang biografi Kresna untuk Mba Riri. Aku berterima kasih untuk itu.

Aku sayang keluargaku di sini. Perpisahan nanti harus baik-baik saja. Tapi kemungkinan terbesarnya adalah tidak bagi Kresna. Perpisahan ini akan sangat buruk baginya. Dia akan hancur. Semoga Kresna tidak menjadi seorang pembenci. Aku harap dia mengerti dan tetap jadi teman baikku selamanya.

Pada intinya aku tidak mau ada cinta. Dan aku tidak mau Kresna kecewa bahkan benci padaku.

“Yu, kok melamun?”

Suara Fatma menarikku dari riuh isi kepala yang tak kunjung diam.

“Eh, eng... aku lagi kepikiran sesuatu aja.”

Fatma bergerak merangkul, ia usap bahuku berusaha untuk membuat tenang.

“Kamu mengkhawatirkan Kresna? Tenang saja. dia sangat baik untuk menjaga dirinya.”

Sebenarnya bukan itu, tapi.... “Iya. Aamiin.”

Mendengar itu, Fatma kembali melanjutkan aktivitasnya.

Batavia 1920Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang