Yeaaa!!! Update lagi!🎉
Seneng gak?Btw, kebiasaan kalian nunggu buka puasa suka ngapain aja?😁
Okedeh, silakan di baca.💃
...__...
Samar-samar aku dengar suara bising orang yang bernyanyi serta suara senar gitar yang mengiringinya. Badanku seperti tengah dibawa melaju cepat dalam posisi duduk. Sesekali badanku tertarik ke kiri atau ke kanan. Bunyi gitar berhenti, lalu suara yang sama dengan suara yang bernyanyi tadi tertawa terbahak disusul dengan gema tawa dari banyak suara lainnya.
Tawa itu mendorong aku untuk membuka mata lalu menaruh fokus yang tinggi untuk mengenali situasi saat ini. Begitu mata terbuka sempurna, hal pertama yang aku lihat adalah deretan bangunan rumah padat yang bergerak mundur. Di saat yang bersamaan, aku melihat pantulan diri sendiri. Wajahku tergambar begitu melewati benda di sana yang berwarna gelap. Aku raba permukaan di hadapanku, sedikit dingin juga tebal.Transparan dengan tekstur mulus dan datar. Ini kaca jendela.
“Aku di mana?” bisikku entah pada siapa.
Aku lihat ke arah depan, di sana berjejer kursi dengan beberapa orang yang mendudukinya. Aku hanya bisa melihat kepala mereka dari sini. Lalu kembali lagi melihat ke luar jendela. “Kreta?”
Kemudian aku menoleh ke samping kiri, ada tiga orang remaja laki-laki sejajar dengan tempat aku duduk. Satu orang di ujung luar memeluk gitar sambil tertawa lalu dua orang disampingnya memegang botol minuman berlaga seperti orang bernyanyi dengan sebuah mic. Dua cowok di depan mereka berdiri menghadap ketiga orang tadi, yang satu membawa bungkusan snack besar dan satunya lagi yang berdiri dekat jendela dengan sebuah ponsel pintar yang diarahkan kepada empat cowok lainnya.
Pantas saja bising, suara tadi berasal dari samping.
Tunggu.
Anak itu memegang handphone? Gitar? Snack?
Seketika aku melihat diriku sendiri. Dari bawah, aku memakai sepatu converse putih lalu celana jeans hitam. Di pangkuan, ponsel milikku menunjukkan akhir list lagu yang terjeda begitu aku menekan power. Aku menggeser layar lalu mencari kamera untuk diarahkan ke diriku sendiri. Aku lihat pakaian yang aku kenakan sama seperti terakhir aku berangkat dari rumah, sweater polos warna mustard. Lalu wajahku dengan rambut yang diikat dengan surai tipis diarea kening dan pelipis, juga earphone yang masih menempel di kedua telinga namun tidak bersuara.
Wajahku tidak burik seperti sebelumnya.
Rambutku tidak disanggul.
Aku tidak pakai baju kebaya dan kain jarit lagi.
Aku bahkan mengenakan sepatu.
Aku juga berkaca dengan sebuah kamera depan di ponsel pintar.
Ya Tuhan, aku pulang!
Aku balik ke tahun 2019!
Sekali lagi aku lihat wajahku dari kamera, tanpa ragu senyum merekah terekam di sana. Dalam hati aku masih tidak percaya jika sekarang adalah waktu yang paling aku tunggu setelah beberapa bulan lamanya untuk bisa kembali ke kehidupanku yang sebenarnya. Tapi, apa itu semua nyata, atau hanya mimpi?
Lantas, aku mencari benda ajaib pemberian dari seorang kakek yang beberapa jam lalu duduk di sampingku. Koin itu teronggok diatas buku saku juga ransel milikku yang kini menduduki bekas Kek Wira. Aku menjepit koin kuno itu dengan tatapan takjub sekaligus ngeri bahwa dengan benda kecil ini aku mengalami hal yang luar biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Batavia 1920
Mystery / ThrillerTAMAT (PART MASIH LENGKAP)‼️ /// Luna Ayunda\\\ Saat itu aku sangat senang sekali. Mungkin aku adalah satu dari seribu orang yang beruntung di bumi ini karena mendapatkan hal paling ajaib semur hidupku. Bisa bertemu dengan seniman hebat jalanan di k...