Satu minggu memang tidak lama, tapi menurut Yura itu sangat lama. Dia sudah melewati hari-harinya di rumah yang susah dilacak oleh Hueningkai.
Yura merasa kesepian sekarang, ibu dan ayahnya tetap di rumah utama mereka. Sedangkan dia dan Yurim tinggal disini untuk sementara. Begitu pula Soobin. Hanya saja, kedua laki-laki itu harus bersekolah di pagi hari. Jadi, disaat itu, Yura sedang tidak mempunyai teman untuk diajak mengobrol.
Soobin menyarankan Yura untuk tidak bersekolah, ia takut jika saja Hueningkai kembali menculiknya disana. Soobin berkata untuk tugasnya sebagai wakil ketua OSIS akan dialihkan sementara olehnya.
"Hah.." Yura membuang napas dengan malas. Sungguh, ia merasa bosan. Ia sudah menikmati sarapan, membaca buku novel yang dibawa Soobin, mengganti beberapa chanel tv karena merasa tidak ada hal yang menarik untuk ditonton. Berpikir tentang handphone, benda canggih itu disita oleh Soobin untuk sementara, jika saja benda tersebut terdapat lacakan.
Yura akhirnya dengan berat hati membangunkan dirinya dari kasur dan keluar kamar menuju dapur. Dia membuka kulkas dan mengambil banana milk yang sudah Soobin siapkan untuknya dan Yurim. Namun, sepintas ia melihat sekotak jus anggur yang berukuran sedang, milik Soobin.
Melihat minuman tersebut, Yura jadi teringat dengan Hueningkai. Pemuda blasteran itu menyukai jus anggur. Pertama kali ia mengetahuinya setelah membeli minuman di malam pertama kali turun salju. Ketika ia pergi ke han river bersama Hamin dan Hueningkai.
Yura kemudian menggelengkan kepalanya, ia harus melupakan laki-laki itu. Saat ini, ia ingin memenuhi keinginan Ryujin. Bahagia. Walau tanpa Hueningkai. "Benar, aku harus memikirkan diriku sendiri terlebih dahulu. Ryujin akan kecewa melihatku terus-terusan mengingatnya." Yura bergumam.
Tok.. Tok..!
Yura mengangkat alis, ia melirik jam yang masih menunjukkan jam makan siang. Soobin tidak mungkin pulang ke sini dari sekolah hanya untuk mengajaknya makan siang bukan?
Tanpa basa-basi, Yura meletakkan susu pisang kesukaannya di meja makan dan melangkahkan kakinya. Ia melihat siapa yang mengetuk pintu dari door viewer. Yura penasaran siapa yang datang melihat rumah ini.
Begitu melihat, nampak seorang gadis yang sedikit familiar baginya. Sampai ia melihat sebuah kalung yang tertera di depan dada gadis itu.
BLACK SWAN NECKLACE!
Yura mengingatnya, gadis yang tidak sengaja ia tabrak saat di rumah sakit. Ia akhirnya membuka pintu dan menyapa gadis di depannya. "Halo," Yura menyambutnya dengan senyuman.
Gadis di depannya tersenyum, sepersekian detik ia tersadar. "Oh, kau yang waktu di rumah sakit! Selamat pagi!"
Yura tersenyum dan membalas sapaan gadis di depannya, "Selamat pagi juga. Kau masih mengingat ku ternyata."
Gadis di depan Yura terkekeh pelan, "setiap melihat orang yang menarik di mataku dan ku temui pertama kali, aku akan langsung mengingatnya." Gadis itu kemudian mengulurkan tangan kanannya, "salam kenal, nama ku Jung Minha. Saat itu sepertinya kita belum saling mengetahui nama masing-masing."
Yura membalas uluran tangan Minha, "salam kenal juga Minha, aku Goo Yura."
"Goo Yura?!"
Yura mengangkat alisnya bingung, raut wajah Minha berubah secara singkat begitu mendengar namanya. "Ada apa? Apa namaku terdengar aneh?"
Minha dengan masih wajah terkejut menggeleng pelan, "te-tentu saja tidak! Na-nama mu hanya mengingatkan ku pada seseorang."
Yura mengangguk paham, "begitu rupanya. Nama Yura terlalu samaran. Tapi, seperti inilah namaku."

KAMU SEDANG MEMBACA
мy ғιancée | Hueningkai
Fanfiction[END] "Your my only, my fiance." Note : kalau pun ceritanya sudah selesai, upayakan vote dan comment ya 😉😘 © Leyaaa7246, 2021