"Aku pulang!" Soobin membuka pintu utama. Pintu tidak terkunci, Yura tidak menjawab, membuat Soobin khawatir. Pemuda itu berlari cepat menuju kamar Yura. Tapi, tidak ada seorang pun disana.
Soobin mencari di dapur, ternyata Yura tertidur di meja makan ditemani susu pisang miliknya yang belum habis.
Soobin menghela napas lega, "ah, menyebalkan, aku pikir Yura hilang lagi." gumamnya.
Yura tidak sekali seperti ini, gadis itu pernah beberapa kali tidak menyambut kedatangan Soobin dan adik kandungnya, Goo Yurim. Ia selalu berada di suatu tempat selain kamarnya, tidur sembarangan dengan susu pisang menemani.
Soobin terkadang merasa aneh dengan gadis itu, Yura tidak pernah seperti ini sebelumnya. Apalagi, setiap Yura tidur pasti ditemani oleh susu pisang yang belum habis.
Karena merasa posisi tidur Yura pasti tidak nyaman, Soobin mengangkat gadis itu secara pelan-pelan tanpa berniat membangunkannya. Sementara Yurim yang baru saja masuk dan mengunci pintu melihat keduanya keluar dari dapur.
"Oh, kak Yu–" Sebelum Yurim menghabiskan ucapannya, Soobin memberi kode untuk diam. Yurim mengangguk patuh.
Yurim tersenyum kecil, setidaknya kakaknya bisa selamat karena Soobin yang baik hati. Sebenarnya, ia sudah menaruh harapan besar pada Hueningkai bahwa lelaki itu akan menjaga Yura dengan baik. Tapi, harapannya itu hilang ditelan ketakutan ketika mengetahui Yura diculik oleh mantan tunangannya sendiri.
Meski Yurim tidak bisa menaruh harapan besar pada Soobin karena takut Soobin akan melakukan hal yang sama, ia akan tetap optimis bahwa Soobin tidak akan melakukan sesuatu yang sama seperti Hueningkai.
Selesai membopong Yura ke kamar gadis itu, Soobin keluar dan menutup pintu kamar Yura dengan pelan tanpa menimbulkan suara. Ia berusaha untuk tidak membuat Yura terganggu.
Soobin kemudian menghampiri Yurim yang sedang duduk diam di ruang tengah, "Yurim ingin makan sesuatu sekarang?"
Yurim menggeleng, "tidak, aku tidak lapar. Tapi, aku hanya sedikit haus."
"Baiklah, Yurim ingin minum apa? Kak Soobin akan buatkan."
Yurim berpikir-pikir dengan wajah gemasnya sehingga tanpa sadar, Soobin mencubit pipi tembem Yurim. Yurim tidak terganggu dan membiarkannya.
"Ah, bagaimana kalau jus anggur? Akhir-akhir ini, aku menyukainya." Perlahan, Soobin berhenti mencubit pipi Yurim. Jus anggur. Bukan karena minuman itu menjadi minuman kesukaannya belakangan ini, tapi minuman berwarna ungu itu juga merupakan minuman kesukaan Hueningkai. Dia mengetahuinya dari Yura.
Yurim menatap Soobin, "ada apa kak Soobin?"
Soobin tersadar lalu menggeleng sambil menampakkan senyumnya. Kedua dimplenya pun tidak mau kalah untuk keluar dan menunjukkan betapa imutnya Soobin jika tersenyum seperti itu. "Tidak ada, kak Soobin hanya memikirkan akan memasak apa untuk makan malam."
"Begitu rupanya,"
Soobin mengusap pelan puncak rambut Yurim, "kalau begitu kakak ambilkan jus untukmu. Tunggu sebentar ya,"
Yurim mengangguk. Soobin lalu masuk ke dapur, ia melihat bekas susu pisang milik Yura yang masih tersisa di atas meja makan. Karena Soobin tidak ingin membuang-buang minuman yang masih bisa diminum, ia langsung saja meminum susu pisang Yura tanpa pikir panjang.
Tapi, sejenak ia berpikir. Aneh jika Yura tertidur di berbagai tempat di dalam rumah dengan susu pisang yang tersisa. Namun, ia pikir, Yura pasti kelelahan saja. Meski begitu, perbuatan aneh Yura terus saja menghantui pikirannya.
Soobin menghela napas, "aku tidak tahu harus bilang apa pada Yura dan kedua orangtuanya." Soobin teringat ucapan kepala sekolah padanya tadi siang.
![](https://img.wattpad.com/cover/256808877-288-k248977.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
мy ғιancée | Hueningkai
Fanfiction[END] "Your my only, my fiance." Note : kalau pun ceritanya sudah selesai, upayakan vote dan comment ya 😉😘 © Leyaaa7246, 2021