"Dingin sekali~" Yurim memeluk dirinya. Musim salju sudah tiba. Tahun ini, Yura merayakannya bersama keluarga dan keluarga Soobin. Sejak Soobin datang, entah kenapa keluarga mereka semakin dekat seiring berjalannya waktu.
Yura memeluk adiknya, "bagaimana? Apa adikku ini sudah menghangat?" Yurim mengangguk dengan senang. Kemudian memeluk leher Yura dengan sangat erat.
Yura tersenyum. Sampai Yurim melepas sesuatu di lehernya, Yura tersadar. "Yurim melepas kalung kakak?" Tanyanya.
Yurim menggeleng, "tidak." Jawabnya berbohong. Ia kemudian memberikannya pada Soobin yang berada di belakang mereka tanpa Yura sadari. Soobin memberi kode kepada bocah lelaki itu untuk diam-diam.
Setelah meletakkan benda tersebut di saku celananya, Soobin menepuk pundak kanan Yura. "Hei!" Panggilnya. Yura yang tidak merasakan kehadiran pemuda itu sebelumnya terkejut setengah mati sebab panggilan tiba-tiba dari Soobin.
Yura memukul lengan Soobin dengan tangan kanannya yang bebas. "Kau membuatku sangat terkejut, bodoh!"
Soobin dan Yurim sama-sama tertawa. Wajah Yura saat terkejut sangat lucu. "Silahkan tertawa sesuka kalian, aku tidak akan mendengarkan kalian lagi." Yura memanyunkan bibirnya.
Soobin berhenti tertawa, ia menepuk pundak Yura dan bertingkah lucu di depannya. "Jangan marah lagi, ya? Ku mohon~" Soobin mengeluarkan segala keimutannya di depan Yura dan Yurim tanpa rasa malu sedikit pun.
Yura menatap datar Soobin. Sepertinya aegyo milik pemuda itu tidak mempan baginya. "Kau terlihat orang bodoh."
Yurim kini menertawai Soobin karena ucapan Yura yang mengatakannya bodoh. "Hahaha, kak Soobin bodoh." Ucapnya mengejek Soobin.
Soobin hanya tersenyum menahan kesal. Yura mulai tertawa lepas. "Jangan diambil hati, aku hanya bercanda."
Soobin kembali ceria lagi. Tapi sedetik kemudian Yurim kembali menertawai wajahnya yang cemberut karena ucapan Yura lagi. "Tapi serius, aegyo mu tidak lucu sama sekali. Kau memang terlihat orang bodoh."
Soobin berjalan lebih dulu dibanding keduanya. Yura terkekeh pelan, sikap Soobin mulai berubah seperti anak-anak yang sedang kesal karena tidak di belikan gula-gula. Sangat lucu.
"Soobin bodoh~" Yurim terus berujar mengatakan Soobin bodoh sambil tertawa. Yura ikut menertawai pemuda itu. Membuat Soobin semakin menahan kesal.
Disisi lain..
"Ayah, sudah lama kita tidak kesini lagi." Hamin sedang memegang tangan ayahnya. Saat ini mereka berada di Hangang Park. "Sudah lama aku tidak bertemu bunda Yura, bagaimana kabarnya ya?"
"Hueningkai, Hamin!" pemuda itu menoleh. Diiringi Hamin. Hamin terlihat ceria saat mengetahui seseorang tersebut.
"Ibu!" Hamin melepaskan tangannya dari Hueningkai dan berlari cepat kearah ibunya. "Ibu lama sekali, apa pekerjaan ibu sesulit itu?"
"Tidak kok, pekerjaan ibu cukup mudah. Lihat kan, ibu berusaha cepat untuk datang kesini." Minha tersenyum sambil menggendong anaknya. "Sekarang kita harus jalan-jalan bersama. Hamin ingin apa?"
"Hamin hanya haus," Minha menatap Hueningkai yang masih diam jauh dari tempat mereka berdua berdiri. Minha tahu, disini tempat Hueningkai dan Yura meninggalkan kenangan bersama Hamin. Hamin yang menceritakannya.
"Baiklah, ibu akan belikan Hamin dan ayah minuman. Ibu minta izin dulu sama ayah," Hamin menganggukkan kepala. Kemudian Minha berjalan kearah Hueningkai. Minha berkata, "Hueningkai, aku akan pergi beli minuman dulu. Kau ingin apa?"
Hueningkai terdiam menatap Minha. Hueningkai jadi terpikir saat itu, Yura juga menanyakan minuman apa yang ingin dibelikan untuknya. Ia lalu menggelengkan kepala, menyadarkan dirinya. "Belikan saja jus anggur."
![](https://img.wattpad.com/cover/256808877-288-k248977.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
мy ғιancée | Hueningkai
Fanfic[END] "Your my only, my fiance." Note : kalau pun ceritanya sudah selesai, upayakan vote dan comment ya 😉😘 © Leyaaa7246, 2021