25 - Hidden disease

26 4 16
                                    

"Yura,"

Yura diam. Sejak ia dikurung beberapa hari oleh Hueningkai, ia tidak pernah makan sekalipun. Gadis itu terus saja menolak untuk makan dan selalu berkata ingin pulang.

"Jung Yura," Hueningkai menarik dagu Yura agar menatapnya. Yura menatapnya tajam. "Kita sudah berada di rumah, jadi sekarang makan lah."

Yura menutup mulutnya rapat-rapat. Melihatnya, Hueningkai memutar matanya malas. "Kau benar-benar tidak bisa diatur."

Hueningkai meletakkan piring makanan di meja depan Yura dengan kasar sehingga menimbulkan bunyi dan beberapa butir nasi yang jatuh dari tempatnya.

"Hah.. Kau berubah,"

Yura tersenyum evil mendengarnya, "aku berubah? Hah! Yang benar saja, kau harus bercermin terlebih dahulu sebelum berkata seperti itu padaku."

Plak-!

Yura mendapatkan tamparan keras. Sampai pipinya menjadi merah. Ujung bibirnya sedikit berdarah.

"Kau berani mengatakan hal seperti itu pada tunangan mu?!" Hueningkai mulai meninggikan suaranya. Ia sangat emosi.

Kepala pelayan yang sudah tidak tahan melihatnya akhirnya berbicara, "tuan muda, kakek anda akan curiga jika ia melihat nona muda Yura memiliki luka-luka."

Hueningkai menghela napas, ia menurut. Hueningkai kemudian berdiri dan meninggalkan Yura bersama dengan kepala pelayan pribadinya.

"Maafkan tuan muda Hueningkai, akhir-akhir ini mood tuan muda sedang tidak bagus. Dan saya mohon untuk menurut,"

Yura menolehkan wajahnya kearah lain, "aku tidak ingin menurut jika dia terus melakukan ku seperti ini, lagipula kami bukan tunangan lagi. Dan marga ku masih Goo, bukan Jung."

"Baik nona muda, perkataan anda akan saya ingat."

Setelah mengatakannya, kepala pelayan pribadi Hueningkai pergi. Menyisakan Yura sendiri.

Tanpa sadar, air matanya jatuh. Dia tidak bisa menepati janji Ryujin padanya. Dia tidak akan bisa bahagia jika seperti ini.

"Maaf Ryujin, uhuk.."

-мy ғιancé-

Soobin memasuki ruangan Yura dan Yeonjun. Melangkah ke meja Yura, ia duduk, melipat tangannya diatas meja dan menenggelamkan wajahnya disana.

Soobin merasa kesal pada dirinya sendiri. Seharusnya ia menyelamatkan Yura. Tapi, bodohnya, ia hanya bisa diam saat itu.

"Maaf Yura," entah sudah keberapa kalinya Soobin mengucapkan dua kata itu.

Ia tidak ingin menyerah, tapi sulit melacak keberadaan Yura. Hueningkai terlalu pandai menyembunyikan gadis itu di suatu tempat.

Yeonjun yang baru saja menyelesaikan tugasnya, membuka pintu. Baru setengah terbuka, ia sudah melihat tubuh Soobin yang sedang duduk. Ia masuk dan menutup pintu dan menghampiri Soobin.

"Soobin," panggilnya. Soobin memperbaiki duduknya dan menoleh, ia tersenyum. Sedih. "Kau tidak perlu sedih seperti ini, aku yakin Yura akan baik-baik saja."

Soobin mengangguk pelan, meski ia tahu, Yura tidak akan baik-baik saja ditangan Hueningkai. Melihat lelaki itu sudah berubah, ia takut Yura akan banyak terluka olehnya.

Tok! Tok!

Tok! Tok!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
мy ғιancée | HueningkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang