4 - Winter

60 10 11
                                    

"Jadi, karena kau terlalu dekat dengannya, Hamin jadi sering memanggil mu dengan sebutan ayah?"

Hueningkai mengangguk, "aku sering bermain dengannya sejak dia masih bayi. Bibi Park tidak bisa terus menjaga Hamin karena bekerja diperusahaan keluarganya."

Yura mengerti sekarang. Salah satu dugaannya benar, Hamin adalah adik sepupu Hueningkai. "Tapi, kau tidak jadi menginap di rumah mu?"

"Ah, bibi ku ada urusan mendadak dan harus pergi. Jadi tidak bisa bermalam, ia hanya menitipkan Hamin padaku."

"Begitu rupanya," Yura melirik kearah Hamin yang sedang tidur di pengakuannya. "Hamin tertidur,"

"Kau bisa membawanya?" Yura mengangguk. Ia dengan pelan membawa Hamin menuju kamar Hueningkai.

Sementara Hueningkai berjalan dibelakang keduanya. Tanpa sadar ia tersenyum, melihat Yura seperti ini, entah mengapa hatinya menghangat. Yura seperti seorang ibu.

"Kau pintar sekali,"

Yura tersenyum, "aku mempunyai adik laki-laki, jadi itu bukan masalah."

"Adik laki-laki? Aku belum pernah melihatnya,"

Tangan kanan Yura memegang lengan kirinya dan menunduk. "Adikku tidak boleh keluar kecuali bersekolah, jadi ia sering bermain dengan ku dirumah." Yura menghela napas lalu bersuara kecil, "ia seperti dipenjara disana."

"Eum? Apa yang kau bilang? Aku tidak mendengarnya,"

Yura menggeleng, "tidak ada, aku ke dapur dulu. Aku akan membuat makanan,"

Sebelum Yura berjalan lebih jauh, Hueningkai mencegahnya sambil menariknya lebih dekat. "Kau tidak mandi dulu?"

Yura terdiam sesaat, wajah mereka sangat dekat. Yura bahkan sempat berhenti bernapas. "A-ah, ka-kau benar! Aku akan membersihkan di-diri dulu!"

Yura melepas tangan Hueningkai di lengannya dengan pelan dan pergi ke kamarnya sedikit berlari. Ia harus menyembunyikan wajah tomatnya.

Melihat tindakan Yura membuat Hueningkai tersenyum lebar. "Lucu," ucapnya tanpa sadar. Hueningkai lalu menggeleng, "sebaiknya aku membersihkan diri juga."

-мy ғιancé-

"Masakan kak Yura sangat enak!" Hamin berseru senang begitu mencoba sesuap fish cake soup buatan Yura.

Yura hanya terkekeh, "benarkah? Kalau begitu, dihabiskan ya."

Hamin mengangguk, lalu kembali memakan makanannya. Sementara Hueningkai yang berada di depan Yura hanya terdiam. Meski dalam hati ia juga mengakui masakan Yura yang sangat enak.

Ting!

Ponsel Yura berbunyi, ia menatap ponselnya dan melihat pesan dari ayahnya.

Father
Kau tidak pulang hari ini? Ayah membutuhkan mu.

Yura menghela napas, ia mematikan ponselnya dan fokus pada makanannya. Melihat Yura bertingkah seperti itu membuat Hueningkai bingung.

"Ada apa?" Tanya Hueningkai. Yura menoleh dan sontak menggeleng. "Jika kau perlu sesuatu, tanyakan saja padaku. Mengerti?"

Yura mengangguk membalas, "iya."

Suasana seketika hening, sibuk memikirkan pikiran masing-masing. Yura yang memikirkan pesan ayahnya, Hueningkai penasaran dengan ekspresi Yura, dan Hamin fokus pada makanannya.

"Aku sudah selesai!" Hamin bersuara, memecah keheningan. Yura tersenyum, Hamin benar-benar menghabiskan masakan buatannya.

"Hamin pintar," ucap Yura sambil mengacak pelan puncak rambut Hamin. "Sekarang ingin lakukan apa?"

мy ғιancée | HueningkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang