Prolog

2.8K 130 0
                                    


If you read this page, make sure you all have a strong mentality ^^
____________________________________

▪︎SICK▪︎



Matahari yang begitu terik diatas sana tidak membuat semangat pemuda yang sedang membagikan brosur dipinggiran trotoran itu luput, dengan senyuman yang selalu tercetak pada bibirnya, pemuda itu sesekali menyeka keringatnya menggunakan punggung tangannya.

Hari ini adalah hari pertama lelaki itu mendapatkan pekerjaan, meski gajinya menjadi seorang pembagi brosur tidak seberapa, namun itu cukup untuk dirinya bertahan hidup sendiri.

Banyaknya pejalan kaki disana membuat lekaki itu bisa dengan cepat menyelesaikan pekerjaannya, lelaki itu juga bersyukur karena masih banyak orang yang mau menerima brosur yang ia bagikan.

Lekaki itu adalah Jeno, Jeno adalah lelaki muda yang masih menyandang status mahasiswa disalah satu kampus ternama dikota. Jeno adalah anak yang pintar, dia mendapat beasiswa selama berkuliah dikampusnya.



"Dasar anak gak tau malu! Mau jadi apa kamu kalo terus-terusan bergaul sama temanmu itu?"



Jeno mengedarkan pandangannya saat mendengar keributan yang tak jauh dari tempat ia membagikan brosur, melihat ternyata ada satu wanita paruh baya dan satu lagi seperti seumuran dengan Jeno.



"Berhenti berteman dengan Jaehyun dan Yuta!" Seruan wanita paruh baya itu membuat perempuan dihadapannya menunduk dalam ketakutan



Jeno mengedikkan bahunya acuh, kembali membagikan beberapa lembar brosur yang tersisa agar pekerjaannya cepat selesai. Namun tak berapa lama kemudian, suara tamparan membuat atensinya kembali terpacu oleh kedua wanita yang ada ditaman kecil itu.



"Kamu harus daftar les mulai sekarang, supaya kamu gak bodoh selamanya, Jaera." Desis wanita paruh baya itu sembari menunjuk anaknya dengan tatapan benci

"Untuk apa aku les kalo Mama gak pernah hargain usaha aku? Mendingan aku putus kuliah aja daripada selalu dibandingin sama Kakak, Ma!" Tiba-tiba wanita bernama Jaera itu membentak Ibunya saat ia melangkahkan kaki untuk pergi

"Apa kamu bilang? Putus kuliah? Kamu mikir dong! Biaya kuliah itu mahal, banyak yang mau kuliah tapi gak punya biaya! Seharusnya kamu bersyukur udah mau Mama biayain untuk kuliah!" Lagi-lagi wanita paruh baya itu memaki anaknya didepan umum, membuat sebagian orang yang berlalu lalang menatapnya dengan iba

"Aku gak pernah minta Mama untuk kuliahin aku kan? Urus aja tuh si Doyoung kesayangan, Mama." Ujar Jaera dengan nada yang bergemetar, namun ia berusa menahannya

"Dasar anak kurang ajar!"


Jaera menutup matanya disaat telapak tangan sang Ibu kembali melayang diudara, bersiap-siap untuk kembali mendapatkan tamparan keras dari Ibunya.

Namun Jaera tidak dapat merasakan tamparan perih dari sang Ibu, apakah kulitnya sudah mati rasa? Jaera membuka matanya perlahan, disana ia dapat melihat ada seorang lelaki berhidung mancung tengah mencekal tangan sang Ibu.



"Maaf, tapi tidak seharusnya anda memukuli anak anda ditempat umum seperti ini" Ujar lelaki yang menahan tangan Ibu Jaera, dia adalah Jeno.

"Jangan sok ngatur hidup saya deh, seenaknya aja kamu kalo ngomong" Cibir Ibu Jaera yang bernama Yoona pada Jeno.

Jeno melepas cekalan tangannya dari pergelangan tangan Yoona "Saya bukan ngatur hidup anda, tapi anda sendiri sudah terlalu melewati batas pada anak anda sendiri"

Yoona mendecak sebal, menatap Jaera yang kini berada disamping Jeno "Kamu, awas aja kalo hari ini belom juga dapet khursus les, kamu gak boleh pulang kerumah!" Ujar Yoonan ketus, lalu pergi meninggalkan Jaera dan Jeno ditaman kecil itu berdua



Jaera menghela nafas panjang setelah melihat Ibunya pergi menaiki mobil, ia melirik Jeno yang tengah mengambil beberapa brosur diatas rumput dengan batu berukuran sedang yang menahan kertas itu.



"Lo siapa? Kenapa lo gak biarin gue ditampar sama nyokap gue" Ujar Jaera memberanikan diri saat Jeno menghadap kearahnya

"Emangnya kita harus kenal dulu sebelum nyelametin orang? Keburu mati kalo gitu ceritanya" Ujar Jeno dengan santai, membuat Jaera menatapnya jengah

"Gak seharusnya lo nyelametin gue dari tamparan nyokap, gue benci keliatan lemah sama orang lain" Ujar Jaera yang menatap Jeno tajam

"Nyelametin orang gak perlu milih-milih, masih untung ada gue yang mau bantu lo supaya gak kena tampar dua kali" Sahut Jeno, kemudian ia menghitung kembali brosur digenggamannya

"Lo mau khursus les?" Celetuk Jeno, membuat Jaera menaikkan satu alisnya bingung

"Ya,"

"Gue ada tempat khursus les, cocok buat anak kuliahan kayak lo" Ujar Jeno sembari memberi selembar brosur miliknya pada Jaera



Jaera menerima selembar brosur itu, disana tertera bahwa ada sebuah ruang belajar khusus anak kuliahan sepertinya. Jaera melirik Jeno sejenak, kemudian ia melipat kertas brosur itu dan ia selipkan pada saku celana yang ia kenakan.



"Berapa biaya nya?" Tanya Jaera dengan nada dingin

"Disitu udah lengkap, kenapa masih nanya gue?" Ujar Jeno, membuat Jaera sedikit terhohok karenanya

"Ck, jawab aja susah banget" Cibir Jaera untuk Jeno

"Perbulannya cukup murah untuk anak kuliah, tempatnya juga nyaman dan luas. Lo langsung daftar dan nanya aja sama staff disana, gue cuma bagiin brosurnya" Ujar Jeno yang kemudian pergi meninggalkan Jaera seorang diri ditaman itu.


Jaera menatap kepergian Jeno yang kembali membagikan brosur itu, ia memperhatikan Jeno dari kejauhan, mengerutkan keningnya saat melihat Jeno yang masuk kedalam sebuah gedung disebrang jalan sana.


"Ok, gue les disana." Gumam Jaera, kemudian ia pergi meninggalkan taman sembari memainkan ponselnya.






____________________________________

You have to vote for this page before moving on to the next page^^

SICK / stay by my side + Lee Jeno

SICK [stay by my side] + Lee Jeno Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang