Bertengkar

362 31 1
                                    

If you read this page, make sure you all vote first or vote at the end of the chapter^^

____________________________________

▪︎SICK▪︎

Seakan lupa bahwa permasalahannya bersama Jaemin belum selesai, ditambah lagi karena Doyoung tak kunjung sembuh dari demamnya dan juga jadwal les yang padat. Ingin rasanya Jaera pergi meninggalkan semua orang-orang yang membuatnya susah setengah mati ke kota dimana tidak ada satupun yang mengusik ketenangannya.

Dan kini, wanita itu kembali merawat Doyoung. Memberinya makan, mengompres demam, dan bahkan menyuapi makanan. Sangat menyebalkan memang. Waktu Jaera jadi semakin sedikit untuk menghabiskan waktu bersama Jaehyun dan Yuta, jarang bertemu Jeno dan kawan-kawannya yang lain. Ini semua hanya karena keterharusannya untuk merawat Doyoung.


"Udah, Ra. Gue kenyang," ucap  Doyoung seraya menjauhkan sendok ditangan Jaera. Perutnya sudah penuh, dan rasa pahit dimulutnya membuat Doyoung terpaksa menelan makanan itu, karena kalau tidak, Jaera pasti akan marah.

"Jangan sia-siain tenaga gue buat masak makanan lo doang ya. Cepet abisin!" Ujar Jaera ketus. Ia kembali mendekatkan sesendok sup telur ke bibir Doyoung.

Doyoung menggeleng pelan, lalu membuang wajah agar Jaera tidak dengan tiba-tiba menyekok sup telur itu "Mulut gue pait. Gak enak, Ra" Sahutnya lemas, lalu menatap Jaera yang menghela nafas panjang.

"Yaudah, minum gak?" Tawarnya, kemudian Doyoung mengangguk. Jaera langsung menaruh mangkuk sup telur diatas nakas, menggantinya dengan segelas air putih hangat untuk Kakaknya ini.

"Manja banget sih lo," celetuk Jaera saat memperhatikan Doyoung minum.

Doyoung berusaha mengabaikan "Lo gak makan? Gue liat, siang ini lo sibuk ngurus gue doang. Apa lo gak ada tugas?" Tanya Doyoung khawatir sekaligus penasaran. Jaera tampak kelelahan, bahkan kantung matanya terlihat menghitam karena kekurangan tidur.

"Lo udah sakit, tapi masih aja banyak tanya. Kepo banget lo" Balas Jaera tidak suka.


Doyoung mengangguk menanggapi jawaban dari Jaera. Meski bukan jawaban itu yang ia inginkan, tetapi Doyoung yakin bahwa Jaera kelelahan saat merawat dirinya. Terlebih lagi, sempat beberapa waktu terlihat olehnya, Jaera sedang mengerjakan tugas dimeja belajarnya setiap malam. Doyoung menjadi merasa bersalah.


"Lo butuh sesuatu gak?" Tanya Jaera tiba-tiba, membuat Doyoung menaikkan satu alisnya bertanya-tanya.

"Maksudnya?" Tanya Doyoung lebih jelas

"Ck, lo butuh sesuatu lagi gak? Kalo gak ada, gue mau kerjain tugas abis itu mandi. Nanti sore gue ada les," Jaera memperjelas pertanyaannya dengan raut wajah malas.

Doyoung ber'oh ria "Gue rasa engga ada. Yaudah sana kerjain tugas lo, kalo gue emang butuh, baru gue panggil lo" Lalu Doyoung tersenyum manis kearah Jaera, membuat wanita itu dengan cepat menuruni kasur dan keluar dari kamar dengan tatapan geli.

***


"Bagaimana? Sampai disini kamu mengerti?" Tiffany menunjuk bagian yang baru saja ia jelaskan pada Jaera, dan Jaera terlihat mengangguk sembari terus melanjut menyatat dibuku tulis.

Tiffany tersenyum simpul "Saya tunggu kamu sampai selesai menulis, baru saya lanjut lagi menjelaskannya ya?" Tifaany meminta persetujuan Jaera, dan lagi-lagi sang empu hanya mengangguk tanpa menjawab.

Tok tok

Pintu ruang les terbuka oleh seseorang saat ketukan itu terdengar. Tiffany yang penasaran siapa orang yang berani masuk kedalam kelasnya saat mengajar pun menoleh, ternyata orang itu adalah Jeno. Tiffany langsung tersenyum lebar dan mendekati Jeno diambang pintu, hingga mengundang atensi Jaera.

SICK [stay by my side] + Lee Jeno Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang