Kian memanas

289 33 1
                                    


If you read this page, make sure you all vote first or vote at the end of the chapter^^

____________________________________

▪︎SICK▪︎




Jaera berdusta pada Jaemin. Nyatanya kini wanita itu berjalan cepat melewati koridor fakultas Doyoung tanpa memperdulikan banyak tatapan tertuju padanya saat melewati koridor. Persetan dengan semua orang, yang Jaera tuju hanyalah Doyoung seorang, bukan semua orang yang kian makin menatapnya sembari berbisik-bisik.

Bukan karena raut wajah Jaera yang terlihat ganas, justru raut wajah wanita itu datar tanpa ekspresi. Namun yang membuat banyak perhatian adalah bagaimana cara Jaera berjalan dengan angkuh sembari mengangkat dagu, masker putih yang menutupi sebagian wajahnyanya dan sorot mata tajam bak elang yang sedang mencari mangsa.


"Itu Jaera kan? Ngapain dia kesini?" Hyunjin berceletuk kepada Mark disampingnya yang sedang memegang nampan makanan.

Mark mengangkat bahu acuh "Mana gue tau, tanya lah," balasnya terlihat tidak mempermasalahkan Jaera yang datang ke fakultasnya

"Dih, ogah amat gue samperin dia. Yang ada gue dibilang gak mampu lagi bayar dia kayak waktu itu" Cibir Hyunjin sembari terus menatapi Jaera yang tiba-tiba berbelok arah menjadi mendekat kearahnya

"Eh, eh, lah dia kesini." Hyunjin membisiki Mark yang baru saja menarik kursi untuk duduk dimeja cafetaria.

"Ish, ganggu lo dower!" Mark menepis tangan Hyunjin yang terus menepuki pundaknya.


Tiba saat Jaera sampai dihadapan Hyunjin, lelaki itu menjadi patung seketika. Meneguk air liurnya samar-samar karena tatapan Jaera yang mulai memperhatikan penampilannya dari atas sampai bawah.



"Abang gue dimana? Tumben lo gak sama dia?" Tanya Jaera halus, tidak ada unsur ingin menjelekkan Hyunjin  tersirat dimatanya lagi. Mungkin sekarang, tapi entah nanti.

Hyunjin menegakkan bahunya sebelum menjawab pertanyaan Jaera "Katanya ada urusan sama dosen," balasnya sesantai mungkin.

"Sama siapa? Gak mungkin sendiri kan?" Jaera bertanya kembali, sekarang nada berubah menjadi nada paksaan agar Hyunjin segera menjawab.

"Kalo gak salah sama anak-anak yang dapet beasiswa juga. Terutama mungkin Jeno kali ya," Ia mengelus dagunya seolah berpikir, membuat Jaera memutar bola mata malasnya

"Udah punya duit belom lo? Katanya mau make gue?" Jaera terkekeh kecil. Terutama Mark, lelaki itu langsung tersedak makanannya saat mendengar perkataan Jaera.

"Kok diem? Udah lah, tujuan gue disini bukan berurusan sama bocah tengil maceman lo." Ejek Jaera, lalu beralih pergi.

"Yeh, gue bungkus lo! Ugh, greget gue."


***


Dua sesosok laki-laki itu tengah berbincang kecil dibelakang fakultas kampus mereka. Doyoung dan Jeno. Keduanya terlihat begitu serius berbincang sampai-sampai Jeno berani menatap tajam mata Doyoung yang ternyata tak kalah menatap tajam matanya.

Terbilang sudah sepuluh menit keduanya berbincang kecil tanpa melukai satu sama lain, atau satu yang melukai satu nya. Doyoung tampak bersungguh-sungguh berbincang kecil bersama Jeno setelah pertemuan bersama dosen.


"Sekarang pilih, mau lo sembuh tanpa gue ganggu lagi atau penyakit lo makin parah karna gue? Gue gak bakal nyerah gitu aja sebelum lo serahin nama lo untuk mundur olimpiade mendatang, Jen." Ujar Doyoung dingin. Jujur saja, Doyoung sangat menginginkan olimpiade itu jatuh ke tangannya untuk membuktikan bahwa dirinya layak dan selain itu untuk membuktikan bahwa ia lebih dipandang banyak orang terutama Ibu nya.

SICK [stay by my side] + Lee Jeno Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang