H-30

538 38 6
                                    


If you read this page, make sure you all vote first or vote at the end of the chapter^^

____________________________________


▪︎SICK▪︎



Kehidupan memiliki tahapan. Kehidupan menjalani beberapa tahap. Setiap tahapan pasti ada cobaan. Cobaan tidak akan bisa terhindar dari seluruh makhluk dimuka bumi. Namun, ada satu hal yang dipercayai banyak orang. Takdir. Banyak orang mempercayai bahwa takdir bisa diubah seiiring dengan perlakuan baik sang empu sendiri. Lalu, bagaimana jika memasukkan nama Jeno dalam kata takdir? Bisakah takdir itu diubah? terubah.

Jeno adalah nama seorang laki-laki dimana semasa hidupnya tidak pernah melakukan kesalahan besar bagi lingkungan sekitar. Lantas bagaimana  nama 'Jeno' ini masuk dalam kata cobaan dari Tuhan? Tidak pernah sekalipun terlintas dibenak pria itu untuk melakukan sebuah kejahatan, hal buruk, dan lainnya. Pria itu selalu mengkhawatirkan kesehatan tubuhnya sendiri, berpikir bagaimana ia bisa sembuh tanpa obat, makan tanpa nasi, minum tanpa air, tidur tanpa tau siang dan malam.

Takdir ditangan Tuhan. Ya, semua orang tau itu, bahkan anak kecil sekalipun. Tetapi bisakah takdir turun menjadi ditangan orang berjuang? 30 hari terhitung mundur dari sekarang. Dokter pribadi Chenle mengatakan harus ada jeda waktu sekiranya satu bulan sebelum benar-benar mengajukan tindakan operasi. Selain dari itu, setiap orang yang mau melakukan operasi bisa menghabiskan waktu bersama dalam kurun waktu sebulan. Melakukan hal-hal yang mereka suka dan sebagainya.

Jeno sudah boleh turun dari ranjang, hanya saja diperlukan kursi roda untuk membantu aktifitasnya kemanapun ia pergi, sebab kaki, tangan, dan pundaknya masih belum sepenuhnya sembuh. Pagi ini Jeno harus mengejar pelajaran mata kuliah yang tertinggal, bersama Haechan yang juga dari fakultas sama seperti Jeno, mereka pun memilih mengerjakan tugas bersama diruang tengah. Sementara Chenle sudah pergi entah kemana sejak pagi buta tadi.




"Jadi, lo mau mulai dari mana dulu? Kemaren sih profesor ngadain praktek, suruh nyari satu orang buat patner kerja praktek labo selanjutnya, Jen. Gue mau pilih lo, tapi lo lagi sakit" Ujar Haechan memberikan lembar-lembar kerja dan beberapa tugas di iPad nya untuk Jeno kerjakan.

Jeno mengangguk menanggapi, menerima semua lembar kerja dari Haechan dan membacanya sedikit "Gue gak bisa, Chan, lo cari anak lain aja" Tolaknya tidak enak hati, lalu Haechan mengangguk paham karena ia bisa memahami kondisi Jeno sekarang ini.

"Dosen nanyain lo beberapa kali sama gue dari kemaren, gue bilang aja lo lagi sakit" Haechan mulai membuka percakapan lagi ketika suasana kembali hening sebab Jeno mulai sibuk bersama laptopnya.

"Nanya gimana?" Jeno melirik Haechan sekilas.

"Olimpiade, katanya dimajuin jadi minggu depan" Balasnya, membuat Jeno berhenti mengetik dan menatap Haechan serius, seolah meminta dijelaskan lebih lanjut tentang lomba olimpiade antar fakultas.

Haechan menggaruk punggung tangannya menghilangkan kegugupan "Ya mau gimana lagi, tujuh bulan terlalu lama buat mahasiswa-mahasiswa pinter kayak lo dan lainnya, sementara lokasi udah jadi seratus persen. Banyak perwakilan orang tua juga ngeluh, makanya dimajuin jadi minggu depan"

"Lo bisa wakilin gue gak?" Ujar Jeno pelan

"Huh? Gak bisa, gak bisa, gak bisa! Gue kan gak pinter kayak lo, yakali gue yang ikut olimpiade, Jen!" Haechan menolak mentah permintaan Jeno. Enak saja langsung mengganti posisi peserta olimpiade atas nama Haechan, otak pas-pas an seperti Haechan nama mampu mengikuti lomba.

Jeno membuang nafas "Bukan itu, njing. Maksud gue, bisa wakilin gue buat ngomong sama Bang Doy, gak?"

Haechan menautkan alisnya "Buat apaan lagi? Gak usah deh, Jen" Ia memberi telapak tangannya menolak.

SICK [stay by my side] + Lee Jeno Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang