Hari ini adalah hari ketiga Ujian Akhir semester 2, dengan jadwal Matematika wajib, Bahasa inggris dan Kimia.
Dari awal masuk ke Gerbang sekolah, para siswa dan siswi sudah menunjukkan wajah masam tampaknya mereka frustasi, begitu juga dengan Amanda dan Windy.
"Manda!, tugas seni budaya yang kelompok gimana?, kapan mau dibahasnya?." Farhan tampak semangat mendekati Amanda yang sedang frustasi menghapalkan semua rumus matematika yang ditulisnya di buku tulis.
"Oh iya! hampir aja lupa ada tugas kelompok, kelompok kita siapa aja sih han?" tanya Amanda
Farhan berpikir sebentar, "kalo gak salah Gue, Lo, Ryan, Udin, sama windy." Jawab Farhan
"Ya kan win?!," Farhan memanggil Windy yang duduk di dua baris di depan mereka, Windy yang merasa terpanggil pun menoleh,
"Senbud? iya gue sama lo," jawab Windy
Farhan dan Amanda pun terus mengobrol hal yang tidak jelas
"Han, lo nonton frozen dua gak?"
"Nonton lah!"
"Kayaknya kalo gue dapet juara umum di ujian, semua orang bakal kaget sih.."
"Ngimpi!, udah sana pergi! sepuluh menit lagi ujian, gue mau ngapalin!, bikin gue tambah bego aja lu han." Amanda mengusir paksa Farhan dengan mendorong Farhan dari hadapannya.
Farhan pun menurut dan pergi sambil terus menjaili Amanda hingga Farhan bisa melihat wajah kesal Amanda, dia baru benar-benar pergi dan berhenti mengganggu.
Tanpa disadari, ada seseorang yang tidak sengaja melihat keakraban dua orang aneh di dalam kelas itu.
Orang itu adalah Erza, Erza yang sedang berjalan menuju kantin untuk membeli makanan, tidak sengaja melihat kelakuan Farhan dan Amanda yang begitu dekat, dengan tatapan sinis dan penuh arti, Erza menatap keduanya selama beberapa detik, lalu melanjutkan langkahnya menuju Kantin.
Ujian pun dimulai, anak-anak yang sudah frustasi saat melihat lembar soal hanya bisa berserah diri kepada Tuhan, atau pun saling bekerja sama, atau juga mereka percaya pada pilihan kancing, penghapus, dan cap cip cup.
KRIIIIIINGG
Bel istirahat berbunyi, banyak anak-anak yang berhamburan langsung pergi ke kantin setelah menyerahkan lembar jawaban, dan ada juga anak-anak ambis yang kembali me-review soal satu sama lain, menanyakan mana jawaban kalian dan mengecek bagaimana cara penyelesaiannya.
Amanda, dan Windy tentu saja termasuk kelompok ke 1, setelah ujian, serahkan, lupakan, dan langsung cari makan ke kantin, 'yang penting yakin' itu adalah motto mereka.
"Soal yang gue gatau, gue jawab C sama D, lo gimana win?," tanya Amanda
"SAMA!!!," jawab Windy
Tidak lama kemudian, Farhan datang menghampiri meja tempat Amanda dan Windy duduk di kantin.
"Beduaan aja nih kayak jomblo", goda Farhan
"Halah jomblo gak usah ngatain jomblo deh!," timpal Windy
"Ini lagi usaha nih, Manda mau permen gak?," tanya Farhan sambil berdiri di samping Amanda
"Eh boleh tuh, sama chocolatos tiga ya!," jawab Amanda
"Oke!, tunggu disini ya!" Farhan kemudian berlari membelah kerumunan di kantin dan langsung membeli pesanan Gebetannya dengan cepat.
"Sepuluh ribu." Ucap ibu kantin setelah menghitung pesanan Farhan
"Makasih bu," Farhan memberi satu lembar sepuluh ribu kepada ibu Kantin, Kemudian pergi dengan cara yang sama, membuat beberapa anak laki-laki kesal karena Farhan terus menyerobot dan membuat kekacauan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ERZA CHAIDEN [uncontinued]
Teen Fiction[ • ] Ini kisah tentang perjuangan Amanda yang merasa menemukan cinta sejatinya di SMA. Erza yang tidak peka dengan isi hatinya selalu menolak padahal dia juga suka pada Amanda. Yang Erza lakukan hanya bisa membuat Amanda salah paham. Bagaimana kisa...