Erza sudah berangkat dari rumahnya sedari pagi, karena semalam ia menerima telepon dari Ihsan dan juga beberapa pesan dari grup baru yang dibuat Ihsan.
"Woi brader!" Sambut Ihsan lalu membuka lengannya bersiap melakukan 'Tos' kepada Erza yang baru saja datang. Tentu saja Erza tidak membalasnya, berharap mendapat tos dari Erza, Ihsan malah mendapatkan tatapan maut dan dingin dari Erza.
"Lo gak bawa kado Za?" Tanya Ryan yang tiba-tiba muncul dari dalam rumah Ihsan sambil membawa balon.
Erza menggelengkan kepalanya. Ihsan dan Ryan menganga tak percaya, orang yang ada dihadapannya ini tidak membaca pesan grup mereka semalam atau bagaimana sih?.
"Masuk dulu deh, Lo bantuin dulu aja, kado mah bisa belakangan." Ajak Ihsan, lalu tak lama kemudian, Farhan datang dari depan gerbang rumah Ihsan sambil membawa coklat, bunga, dan juga boneka harimau kecil.
"Mau nembak Han?" Tanya Ryan seraya menyambut Farhan, Erza tampak tidak senang ketika melihat Farhan yang baru saja datang.
"Hahaha enggak lah, kecepetan kalo sekarang." Jawab Farhan bercanda sambil melayangkan tatapan menantang pada Erza.
"Buru asup eh, sibuk yeuh." Teriak Ihsan dari dalam. Kemudian, semua orang berkumpul di ruang tengah rumah Ihsan. Mereka baru saja selesai meniup beberapa balon dan mendekorasi ruangan itu penuh dengan kuda poni dan beberapa gambar kartun harimau.
"Gue kesini cuman buat niupin balon?" Erza lalu menghela napasnya di depan semua orang. Windy menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar pertanyaan Erza barusan.
"Lo gak baca grup atau gimana sih?" Tanya Windy kesal, Windy mengernyitkan dahi melihat wajah kebingungan Erza setelah mendengar pertanyaannya.
"Gue mute grup nya." Jawab Erza sambil melepaskan balon terakhir yang ditiupnya. Semua orang menggeleng, tak percaya mendengar jawaban Erza.
"Gila." Gumam semua orang di ruang tengah.
"Jadi gini Za.., nanti kita ngobrol aja kayak biasa di teras depan tuh, terus nanti Lo kayak pura-pura sakit jantung gitu nah abis itu lo pura-pura pingsan nah kan abis itu--"
"Gak mau, Gue gak mau." Potong Erza sebelum mendengar penjelasan Windy selesai. Windy memutar bola matanya kesal, omongannya baru saja dipotong seenaknya.
"Za, Ps 5?" Tawar Ihsan, Semua orang langsung terkejut menatap Ihsan, Erza tanpa berpikir panjang akhirnya tersenyum mendengar tawaran Ihsan.
"Oke, lanjut." Erza.
"Nanti gue masuk ke dalem buat ambil kue sama nyalain lilin, terus kalian yang di depan ulur waktu sebentar aja, nah nanti gue sama Farhan keluar deh bawa kue nya." Lanjut Windy, menjelaskan dengan penuh semangat di wajahnya. Erza mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Oh oke ngerti." Respon Erza.
☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆
Amanda turun dari ojek online sambil memakai setelan dress simpel sampai mata kaki berwarna biru dongker dan jaket hitam diluarnya.
"Wih tumben semuanya udah kumpul, ternyata Gue yang terakhir ya." Ucap Amanda sambil mendekati semua temannya yang sudah kumpul dengan canggung di teras rumah Ihsan.
"San, Haus nih..." Ucap Amanda pada Ihsan.
"Oh ya, hampuraa euy belum ngasih minum, bentar ya guys." Setelah itu, Ihsan beranjak dari tempatnya dan kemudian berjalan menuju dapur di dalam.
"Erza gak latihan?" Tanya Amanda mendadak, membuat Erza sedikit tersentak dan membuat tatapan canggung dengan Amanda.
"Katanya lomba nya Jumat depan?" Tanya Amanda lagi. Erza lalu berdeham sambil mengangguk.

KAMU SEDANG MEMBACA
ERZA CHAIDEN [uncontinued]
Novela Juvenil[ • ] Ini kisah tentang perjuangan Amanda yang merasa menemukan cinta sejatinya di SMA. Erza yang tidak peka dengan isi hatinya selalu menolak padahal dia juga suka pada Amanda. Yang Erza lakukan hanya bisa membuat Amanda salah paham. Bagaimana kisa...