15. Kesempatan

304 18 0
                                    

Piw~~ Jangan lupa Vote ya!! komen boljug tuh, kuy ramein biar gak kayak kuburan~~~ Sepi, kayak kehidupan kalian juga sepi~~ (becanda)

Selamat Membaca!!

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Erza sedang berusaha fokus belajar untuk ujian esok hari tapi pikirannya terus kacau dan teringat kejadian sore tadi di perpustakaan, saat Erza membentak kesal Amanda.

"Gue ngapain pake ngebentak dia sih," gumam Erza lalu menghela napas panjang. Tak lama kemudian pintu kamar Erza terbuka dan menampakkan wajah adik kecil kesayangannya sambil membawa buku gambar.

"Abang! liat deh pica abis gambal meong yang tadi ada di depan lumah(rumah), bagus engga?" Fisya berlari kecil menghampiri Erza yang tengah duduk di kursi belajarnya, lalu membuka buku gambar yang ia pegang dan menunjukkan hasil gambaran kucing yang terlihat simpel tapi keren

"Wah, adek abang pinter banget gambar nya," Erza mengelus kepala adiknya dengan penuh kasih sayang, sambil tersenyum memuji kehebatan adiknya

Setelah menerima pujian dari kakaknya, Fisya membuka lembar buku gambar yang sebelumnya, dalam lembar itu terlihat gambar perempuan dengan rambut panjang yang belum selesai

"Ini kakak cantik yang beliin pica esklim, tapi mukanya belum selesai pica gambal, bi inem datengnya kecepetan sih," jelas Fisya dengan mata berbinar membicarakan Kakak Perempuan yang ditemuinya di Mall saat dia tersesat.

"Padahal kalo abang liat langsung, pasti suka! pica jamin selatus pelsen!," lanjut Fisya meyakinkan Erza

Erza hanya bisa tertawa mendengar ocehan adiknya, rasanya seperti Amanda-- Nggak gak mungkin, Masa adiknya sendiri dianggap seperti Amanda?

Lagi-lagi Erza melihat bayangan Amanda saat adik perempuannya, Fisya terus-terusan mengoceh di hadapannya. Erza menjadi lebih bersalah karena teringat lagi ucapannya tadi sore pada Amanda.

"Abang, pica mau main ke bawah ya, semangat belajal nyaa abang!" Fisya pamit kepada Erza sebelum akhirnya keluar dari kamar kakaknya itu, meninggalkan buku gambar kesayangannya di kasur Erza.

Erza menghela napas panjang, di dalam dirinya timbul perasaan menyesal.

"Tunggu, kenapa gue nyesel? kan harusnya gue seneng dong tu orang gak ganggu lagi," Erza berjalan menuju cermin di kamarnya

"Lo kan gak suka sama Amanda, jadi lo harus seneng Za," ucap Erza sambil menunjuk dirinya di depan cermin

"Kan dari dulu lo emang pengen bebas dari Amanda," Erza menatap bayangannya du cermin lekat-lekat.

"Lo aneh, eh, Gue yang aneh"

"Ah bego lama-lama gue jadi kayak orang gila!" Erza melompat ke kasurnya dan melihat buku gambar adiknya yang tertinggal

"Ah bego lama-lama gue jadi kayak orang gila!" Erza melompat ke kasurnya dan melihat buku gambar adiknya yang tertinggal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ERZA CHAIDEN [uncontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang