20. Rumor jahat

109 12 0
                                    

Erza turun ke lantai bawah dengan membawa ransel dan kunci motornya untuk sarapan sebelum ke sekolah.

"Pagi Erza!" Giselle muncul dari kamar tamu dan mengingatkan Erza bahwa Giselle hari ini tinggal di rumah yang sama dengannya.

Erza tak merespon, dia hanya melewati Giselle dengan aura dingin.

"Abang, itu siapa?" Tanya Fisya sambil berbisik kepada Erza

"Kemalin, Pica ketemu kaka itu di taman belakang, telus aku dimalahin kalna ga sengaja jatohin hape nya."

Erza mengangguk-anggukkan kepalanya. tak mengeluarkan sepatah kata apapun. Lalu, dia mengambil roti isi di meja makan untuk dimakan di jalan.

"Nak, berangkatnya bareng aja" suara Ibunya Giselle menghentikan langkah Erza mengambil sepatu sekolahnya.

Wajah Erza terlihat kesal, ia memutar bola matanya menatap tajam kedua orang asing yang baru saja tinggal di rumahnya.

Winda tau anak sulungnya tidak menyukai hal itu, "Giselle dianterin sama pak Topan aja..." ucap Winda.

"Aduh jadi ngerepotin dan buang-buang bensin kan.., kalo Erza kan tujuannya emang ke sekolah, ya kan?" Dengan èntèng, Ibunya Giselle tetap bersikeras membuat Erza berangkat bersama putrinya. Lalu, Giselle berlari dengan langkah imut menuju Erza.

"Erza, aku bareng kamu ya?"

Winda seolah memberi isyarat kepada Erza untuk mengiyakan saja, hanya untuk kali ini mungkin tidak apa-apa.

Setelah berpikir beberapa detik, Erza menghela napasnya, "Ya" jawab Erza singkat yang kemudian langsung mengeluarkan motor sambil sesekali memakan roti isi ditangannya.

Sementara itu, Farhan tiba di depan rumah Amanda tanpa memberi tau bahwa dia akan datang.

"Halo, masih ngapain Lo?" Farhan

"Tumben nelpon pagi-pagi, Farhan Lo sakit ya?" Amanda

"Dodol, ini gue di depan, cepetan, ntar gue tinggalin nih, Sekolah dua hari lagi Manda"

"Yang suka bohong itu ntar lidahnya di potong tauu..."

"Liat keluar jendela makannya, gak percayaan amat jadi orang, nih gue lambai-lambai"

"Keliatan?"

"Hahahaha bener ternyata, ya udah gue sarapan dulu, Lo masuk dulu aja Han, belum sarapan kan?"

"Ngasih makan gratis nih?"

"Bukan, ngasih bansos"

"Heleh.. untung sayang"

"Dih apaan nih mulai gak jelas, udah ya, langsung masuk aja makan dulu"

"Iyaa"

Panggilan telepon mereka pun terputus, Farhan merekahkan senyumannya, lalu masuk ke rumah Amanda.

Pintu rumah Amanda terbuka dan menampilkan wanita yang terlihat kisaran 40 tahun memberi senyuman hangat pada Farhan.

"Halo tante." Sapa Farhan

"Ooh Farhan ya? anaknya Melinda??" Cintya dan Melinda adalah teman SMA dulunya, dan sudah hilang kontak, tapi saat pembagian raport semester satu SMA Triwala, mereka akhirnya bertemu lagi dan ternyata Melinda merupakan ibunya Farhan, sungguh tidak disangka.

"Iya tante." Balas Farhan sopan disusul kekehan kecil.

"Ibu kamu masih sibuk ngelukis sekarang?"

"Engga tante, sekarang Mama lebih suka melihara taneman, rumah sekarang aja rasanya kayak hutan, Hahahahaha"

"Hahahaahaha ya ampun ada ada aja ulah ibu kamu dari dulu."

ERZA CHAIDEN [uncontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang