Setahun telah berlalu semenjak insiden bentrok di kawasan monarki. Kala itu, Sehun baru saja dilantik menjadi Kaisar menggantikan mendiang ayahnya yang meninggal secara misterius.
Acara penyambutan raja baru yang harusnya meninggalkan kegembiraan malah berubah menjadi kepedihan yang membekas di hati banyak orang. Insiden ini menjadi yang terkelam dalam sejarah monarki karena berhasil menewaskan nyawa para bangsawan. Bukan hanya itu, salah satu tokoh penting juga menghilang tanpa jejak akibat insiden tersebut. Menteri perang Lim Jungha masuk daftar orang hilang yang keberadaannya tak tercium oleh publik hingga saat ini.
Menurut rumor yang beredar, Lim Jungha dan pasukannya diketahui menjadi garda terdepan untuk melindungi monarki dari serangan saat itu. Sempat terjadi adu senjata antar pasukan Jungha dan para oknum yang melakukan aksi bentrok, menyebabkan banyak pasukan gugur di tempat.
Keselamatan raja adalah hal terpenting.
Jungha memang dikenal akan kesetiaannya terhadap monarki. Dirinya tidak masalah jika harus menjadi tameng asalkan monarki tetap jaya. Mengingat jasa mendiang raja pendahulu —ayahanda Sehun— terhadap dirinya yang begitu besar, dia rela memberikan segalanya untuk membalas budi sang raja. Termasuk menjaga Kim Sehun, sang penerus, dari segala ancaman.
Namun bukan pahlawan namanya jika tidak gugur atau menghilang tanpa jejak saat terjadi serangan. Malam hari setelah aksi bentrok berakhir, Lim Jungha dinyatakan menghilang tanpa jejak. Banyak yang berspekulasi kalau Lim Jungha berhasil diculik dan dibunuh.. banyak pula yang berspekulasi bahwa monarki menjadikan Lim Jungha sebagai tumbal menggantikan Kaisar Kim Sehun yang sebenarnya adalah sasaran utama aksi bentrok.
Apalagi saat tanggapan monarki terkesan menutupi kejadian tersebut, publik makin yakin kalau spekulasi kedua memang benar adanya. Monarki sama sekali tidak ingin disalahkan atas kejadian ini dan bahkan tidak peduli dengan jasa besar yang diberikan Lim Jungha beserta pasukannya. Apalagi melihat kaisar Kim Sehun yang tak bisa tegas terhadapan ketidakpedulian monarki, menyebabkan awal mula terciptanya kecekcokan di dalam sistem pemerintahan.
Hari demi hari keinginan untuk menyadarkan monarki tertanam sangat tinggi dalam benak para menteri dengan tujuan agar monarki menjadi peduli dan kembali menindaklanjuti kasus yang mengganggu kenyamanan dan keamanan semua orang.
Semua itu hanya demi penghormatan mereka terhadap Lim Jungha.
Kejadian itu masih tergolong kasus yang masih segar, yang terjadi tepat setahun lalu.
Hari terjadinya bentrok di istana dijadikan hari peringatan untuk sang menteri perang. Di hari itu semua sekolah dan pekerjaan diliburkan. Beberapa dari mereka ada yang datang ke gereja untuk berdoa demi keselamatan monarki dari serangan bentrok yang mungkin akan terjadi lagi.
"Allah Bapa, kiranya kau limpahkan segala rahmat kepada monarki. Jauhkanlah semua orang dari segala ancaman yang dapat mengganggu keamanan. Limpahkan juga rahmat-Mu untuk Lim Jungha dan seluruh pasukannya. Dimanapun keberadaan mereka sekarang ya Bapa, baik masih di dunia atau sudah di firdaus milikMu.. kami mohon tetaplah beserta mereka."
"Limpahkan pula rahmat kepada keluarga mereka. Berikan kekuatan kepada para keluarga dalam nama-Mu yang kudus."
Doa yang dipanjatkan oleh pendeta menjadi penanda bahwa ibadah telah dimulai.
Gereja utama milik kerajaan menjadi tempat terlaksana doa tahunan. Para bangsawan hadir memenuhi gereja. Memanjatkan permohonan kepada Tuhan agar sekiranya monarki dapat terbebas dari ancaman, juga agar berita menghilangnya Lim Jungha karena dibunuh hanyalah omong kosong.
Kesedihan tergambar jelas dalam suasana gereja, bahkan ada tangisan yang pecah di dalam ruangan.
Tangisan Perdana Menteri Choi Yoojin, istri dari Lim Jungha.
Semua orang memaklumi kepedihan yang dirasakan perdana menteri. Memangnya siapa istri yang tak sedih jika keberadaan suaminya masih tak diketahui sampai sekarang.
Yang tak dapat dimaklumi adalah sikap Sehun, sang Kaisar. Daritadi dirinya tak menunjukkan tanda-tanda sedih, Bahkan menunduk untuk penghormatan pun tak ia lakukan. Monarki sepertinya sangat tidak peduli dengan jasa Lim Jungha.Berbeda dengan bangsawan lain yang menghadiri doa bersama, Yoona adalah satu-satunya bangsawan yang memilih untuk tidak ikut. Hanya ada rasa sakit jika dirinya memaksa hadir dalam gereja. Apalagi melihat keberadaan Sehun disana, lelaki yang Yoona benci yang sialnya adalah kekasih jalur perjodohan mendiang raja pendahulu dan sang ayah.
"Mama.. kau yakin akan melakukan ini?"
Pelayan pribadi Yoona sangat ragu dengan keputusan tiba-tiba Yoona yang bilang ingin meninggalkan istana selama beberapa hari, walau tujuannya hanya ingin libur dan istirahat dari segala kesibukan istana.
Yap.. beberapa hari belakangan ini Yoona harus tinggal di istana untuk melakukan pembelajaran tata krama kerajaan yang lebih ekstra. Untuk persiapan pernikahannya dengan sang raja yang akan terlaksana beberapa bulan lagi.
"Sangat yakin.. apa kau tidak lihat surat yang kupegang ini? semalaman aku membuatnya untuk kuberikan pada Jeonha."
Yoona berencana mengambil libur beberapa hari. Kembali ke rumah agar dapat bernostalgia akan kenangannya dengan sang ayah.
"Bukankah sebaliknya mama meminta izin langsung kepada Jeonha alih-alih memberitahu melalui surat?"
Yoona menggeleng menolak. "Jeonha sedang sibuk dan aku ingin pulang sekarang. Tidak ada waktu untuk berbicara empat mata dengannya."
"Tapi mama--"
"Ayolah Yuri.. aku hanya ingin libur beberapa hari. Jangan terlalu dipikirkan hal-hal menakutkan di kepalamu."
"Aku hanya takut jika Jeonha murka."
"Itu tidak akan terjadi.. jadi tenanglah."
"Baiklah mama."
Segera setelah menaruh surat di meja kerja Sehun, Yoona dan Yuri beranjak pergi dari istana. Tak memikirkan bahwa mungkin saja Sehun akan keteteran mencari Yoona karena seenaknya meninggalkan istana tanpa seizinnya.
TBC
Jangan lupa vote
👇👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Monarch
Fanfiction(M) Di istana, kita tidak dapat membedakan kawan dan lawan. Pernyataan tersebut terbukti benar. Dibalik senyuman para bangsawan istana, ada serangan besar yang telah mereka persiapkan untuk monarki.. khususnya untuk sang raja. Sebagian besar ikut an...