👑 - Keraguan

367 67 17
                                    

Sama seperti kemarin, hari ini juga istana masih gempar semenjak kasus kematian pelayan istana yang terjadi di istana, lagi. Karena hal itu, keamanan istana di perketat dan tidak boleh ada yang keluar istana tanpa izin dari raja. Orang-orang istana juga menjadi sangat was-was.. bahkan takut hanya untuk sekedar keluar di halaman istana. Bahaya panah beracun menanti mereka kapan saja, menunggu dari sisi yang tak terlihat dan bersiap merenggut mayat mereka saat itu juga.

"Sampai kapan istana akan seperti ini terus?"

Pertanyaan ini keluar dari mulut Yoona ketika dirinya dan sang raja sedang bersama. Keduanya menatap luar istana dari jendela kamar raja, tanpa bisa menapakkan kaki di luar istana yang menanti kehadiran keduanya.

"Apa kau bosan?"

Yoona mengangguk singkat. "Disaat ini seharusnya aku latihan memanah dan berkuda, membaca buku di taman istana, atau setidaknya jalan-jalan sore bersama Yuri. Biasanya juga aku melihat para pelayan istana yang giat bekerja di halaman istana--"

"--kalau saja pembunuh itu tidak berkeliaran, istana pasti tidak akan terlihat sepi."

Sehun dalam hati tertawa kecut setelah mendengar keluhan Yoona. Mengira-ngira apakah gadis itu sengaja berucap seolah tak tau apapun atau ini hanya alibi darinya agar sang raja tidak curiga.

Sehun sudah tau kalau terror yang terjadi di istana adalah ulah dari para menteri. Informasi yang Sehun dapatkan dari Chanyeol —tentang Yoona yang terlibat dalam aksi terror ini— membuat Sehun harus meningkatkan kewaspadaan pada kekasihnya. Yoona terlihat sangat lugu dan polos, Sehun bahkan sempat tak percaya kalau gadis yang selalu melempar senyum manis padanya disaat bersamaan juga sedang menyembunyikan benda tajam yang akan digunakan untuk menikamnya kapan saja.

Sehun baru percaya saat Chanyeol memutar audio yang berisi suara Yoona dan Donghae sedang membicarakan aksi balas dendam pada monarki.

Gadisnya, yang sangat ia sayangi, ternyata berkhianat padanya.

"Aku ingin beraktivitas seperti biasa lagi.."

Sehun tersenyum penuh arti sembari mengelus punggung tangan Yoona yang berada di genggamannya. "Tunggulah hingga aku berhasil menangkap dalang dari terror istana."

Yoona menggeleng beberapa kali, membuat elusan tadi berhenti seketika. Sehun diam menatap Yoona, mengira-ngira maksud dari perlakuan gadis itu barusan. 

"Itu sangat berbahaya, bagaimana kalau panah itu membunuh Jeonha??"

Perlu digaris-bawahi kalau Yoona sebenarnya tidak tau apapun tentang panah beracun itu, entah mengapa para menteri merahasiakan hal tersebut darinya.

"Aku akan baik-baik saja."

Sehun masih mengira bahwa semua ucapan Yoona hanya siasat yang sudah para menteri rencanakan. Ia pikir rasa khawatir yang Yoona tunjukkan hanyalah adegan palsu.

Tapi walaupun pikiran itu mengacaukannya, Sehun tetap berusaha tidak peduli..

Ia terus tersenyum pada Yoona, mengisyaratkan kalau dirinya tidak masalah dengan semua tindakan palsu sang calon permaisuri. Yoona sudah membuatnya jatuh terlalu dalam hingga Sehun mengabaikan kenyataan penting. Kenyataan bahwa Yoona telah berkhianat padanya.

"Kemarilah.."

Pinta Sehun agar Yoona mendekat padanya. Yoona menuruti ucapan sang raja dan sedetik kemudian tangan Sehun melingkar di tubuh Yoona, memeluk sang gadis dengan penuh kasih sayang.

"Aku rindu memeluk boneka cantikku ini.."

Terakhir kali mereka berpelukan saat berada di kawasan air terjun. Itu sudah terhitung cukup lama bagi Sehun.

MonarchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang