👑 - Serangan Kedua

333 64 15
                                    

Yoona masih merutuki dirinya atas kejadian dua hari lalu yang menurutnya sangat memalukan. Bisa-bisanya ia menarik kerah baju sang raja, bahkan yang lebih memalukan adalah meminta ciuman pada raja. Tindakan itu sangat jauh dari cerminan bangsawan yang tidak akan bertindak semberono. Malam itu Yoona seperti gadis tak tau malu yang haus akan sentuhan.

Karena kejadian memalukan tersebut, dua hari ini Yoona benar-benar tak berkomunikasi dengan Sehun. Pokoknya ia tidak akan bertemu sang raja dalam waktu dekat.. Yoona belum siap dengan segala kemungkinan buruk kalau tiba-tiba ia mengingat kejadian memalukan tersebut saat sedang bersama Sehun.

Maka dari itu Yoona menyibukkan diri dengan melakukan banyak hal. Tapi hari ini, sepertinya semesta tak berpihak padanya. Saat Yoona baru selesai mandi dan bersiap memakai pakaiannya, Sehun tiba-tiba datang ke kamar tanpa sepengetahuannya.

Yoona saat itu hendak memakai gaun peach yang terlihat indah di tubuhnya seorang diri. Gaun santai untuk menghabiskan waktu di istana. Biasanya ada Yuri yang akan membantunya. Tapi karena Yuri sedang bersama pelayan istana lain, jadi Yoona pun memutuskan untuk berpakaian sendiri di kamarnya. Yoona yang terlalu fokus dengan gaunnya tidak sadar bahwa ada seseorang membuka pintu.

"Apa kau kesulitan?" Yoona saat ini sedang berusaha meraih resleting gaunnya sebelum akhirnya Sehun datang.

"J-jeonha.." Yoona dengan cekatan membungkuk hormat. Mengabaikan resleting gaunnya yang masih terbuka. "Maafkan aku karena tidak menyadari kedatangan Jeonha.."

Sehun terkekeh menanggapi. Diliriknya resleting gaun Yoona yang masih terbuka lebar. "Bisakah aku membantumu?"

"T-tidak perlu.." Ini memalukan, Yoona dengan sopan meminta agar Sehun tidak membantunya. Tapi Sehun tak mau mendengar.

"Aku tidak masalah Yoona.." Sehun masih setia menaikkan resleting gaun Yoona. "Nah sudah selesai.."

"Terima kasih." Yoona terlihat kikuk. Sehun tertawa karenanya.

"Kenapa tiba-tiba gugup?"

Yoona berbalik. Dirinya tidak mau dibilang gugup karena kedatangan Sehun. Yoona memberanikan diri menatap kekasihnya, sang penguasa tertinggi monarki. Bibirnya dibuat manyun tanda rasa kesalnya pada sang raja. "Aku tidak gugup.."

Sehun lagi-lagi tertawa. Tingkah Yoona yang imut seperti ini memang menjadi kesenangan sendiri untuknya.

"Jangan menertawaiku.."

Sehun menghentikan sisa tawanya. "Baiklah.. baiklah.. maafkan aku."

"Hal penting apa yang membuat Jeonha datang kesini?"

Sehun menyeringit, kenapa tiba-tiba Yoona berkata demikian. "Aku hanya ingin menemui uri Jungjeon.. itu hal pentingnya."

Semburat merah muncul dari pipi Yoona kala mendengar sehun memanggilnya dengan sebutan ratu. Sehun pasti hanya menggodanya, namun kalimat itu terdengar manis di telinga Yoona. Sejenak gadis itu melupakan aksi dendamnya karena fokus menetralkan dadanya yang berdebar tak karuan.

"Aku bukan ratu.."

"Kau tidak suka menjadi ratuku?"

"K-kita kan belum menikah.. mana mungkin-- aku bisa jadi ratu."

"Tidak menikah pun.. kau tetap ratu bagiku." Sehun tersenyum jahil. "Tapi jika kau ingin menjadi ratu yang sah di mata negara, aku tidak keberatan jika harus menikahimu sekarang juga."

"Jeonhaaa.." Yoona yang kesal pun menaikkan nada bicaranya. Sehun lagi-lagi menertawainya.

"Aku ingin mengajakmu kencan.. itu tujuanku kemari."

MonarchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang