Yoona menjadi tak fokus setelah mengunjungi kediaman Lee Sooman tanpa sepengetahuan Sehun. Ini memang sudah menjadi rutinitas Yoona untuk memberitahu tentang gerak-gerik raja selama ini. Para menteri membutuhkan info tersebut dengan alasan agar memudahkan aksi demo mereka nantinya.. dan mau tak mau Yoona harus siap dengan berbagai informasi terbaru jika hendak berkunjung disana. Sebagai bentuk rasa sayang pada ayahnya, Yoona diam-diam mengintai pergerakan raja yang selama ini tak menampakkan kegiatan mencurigakan sedikit pun.
Selama ini aksi mengintai Yoona berjalan dengan mulus dan lancar, tapi malam kemarin Sehun seakan menyadarkan Yoona secara tidak langsung bahwa apa yang Yoona lakukan selama ini salah.
Sehun yang dibenci para menteri ternyata adalah seorang raja yang berusaha tegar. Ia menutupi rasa sedih dari pernikahan orangtuanya yang hancur, ibundanya yang meninggal saat ia masih kecil, ayahandanya yang meninggal secara misterius, dan masalah lain seputar monarki.
Entah mengapa perbincangan Sehun dan Yoona —yang bisa dikatakan seperti sesi curhat— membuka sedikit rasa iba di hati gadis itu. Hati Yoona terasa gundah dan bingung. Sulit mendeskripsikannya secara rinci melalui kata-kata.
Keputusan untuk masuk ke gereja terjadi secara tiba-tiba ketika mobil yang dikendarai Yoona tak sengaja melewati sebuah bangunan gereja kristen yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kediaman megah Lee Sooman.
Berdoa adalah satu-satunya jalan untuk menenangkan kerisauan yang ia alami. Kira-kira itulah yang Yoona pikirkan sepanjang kakinya berjalan menuju gereja. Hingga tiba di dalam gereja, Yoona tertegun sejenak kala menyadari kehadiran seorang menteri wanita yang tengah berdoa sambil menangis. Tanpa mau mengganggu, Yoona memilih berdoa terlebih dahulu sesuai dengan tujuan awalnya datang kemari.
Yoona merenung sambil memanjatkan doa yang tulus kepada Tuhan. Perkataan sang raja kemarin memunculkan keraguan dalam dirinya, keraguan untuk melanjutkan aksi pemberontakan melawan monarki. Melihat tatapan sendu yang terpancar dari mata tajam sang pengusa monarki, sampai sekarang Yoona tak dapat mendeskripsikan hal lain selain rasa iba pada Sehun.
Doa yang Yoona panjatkan tak begitu lama, namun berhasil memunculkan kelegaan dalam dirinya. Perasaan gadis itu menjadi tenang.
"Mama.."
Baru saja Yoona menyelesaikan doanya, hal pertama yang gadis itu saksikan adalah sang menteri wanita yang tadi berdoa.. sekarang sudah berdiri di hadapannya —membungkuk hormat pada calon permaisuri.
"Menteri Oh Yoonhee.. kau tidak perlu membungkuk hormat padaku."
"Ini sudah kewajibanku mama.."
"Hanya ada aku disini, kau tak perlu melakukannya."
Yoona meraih kedua lengan Yoonhee, membawa sang menteri agar kembali berdiri tegak.
"Apa kau datang sendiri?" Tanya Yoona.
Yoonhee mengangguk. "Bagaimana dengan mama sendiri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Monarch
Fanfic(M) Di istana, kita tidak dapat membedakan kawan dan lawan. Pernyataan tersebut terbukti benar. Dibalik senyuman para bangsawan istana, ada serangan besar yang telah mereka persiapkan untuk monarki.. khususnya untuk sang raja. Sebagian besar ikut an...