Kepergian Yoona dari istana tanpa adanya pemberitahuan secara langsung ternyata masih mengganggu pikiran Sehun. Buktinya saja, sedari tadi Sehun hanya duduk termenung di kursi kerjanya memikirkan alasan Yoona yang tiba-tiba pergi dari istana. Sangat bohong jika Yoona mengatakan hanya ingin beristirahat, Sehun yakin ada hal lebih besar yang mengganggu ketenangan Yoona di istana.
"Apa Yoona tertekan?"
Sehun mengusap-usap dahinya dengan telunjuk. Mencoba mencari jawaban atas lontaran pertanyaan yang ia ajukan sendiri.
"Mungkin pembelajaran di istana terlalu berat untuknya.." Pikir Sehun lagi.
Sang raja mendesah frustasi. Masih berusaha mencari titik tengah dari kepergian Yoona. "Ya.. pasti karena stress."
"Kasim Jung.. apa kau setuju dengan pendapatku?"
Kasim Jung yang sedari tadi hanya berdiri mendengar gerutuan sang raja yang sudah satu jam lamanya hanya bisa mengangguk mengiyakan.
"Pendapat Jeonha terdengar masuk akal.."
"Nah kan.. ternyata bukan cuma aku yang berpikir begitu." Sehun menjentikkan jarinya. Puas dengan jawaban yang akhirnya bisa ia dapatkan.
"Tapi jika itu benar--" Sehun menggantung kalimatnya. Melirik kasim Jung yang ternyata menunggu lontaran kalimat Sehun selanjutnya. "Bukankah itu artinya buruk?"
"Kasim Jung, apa yang harus kulakukan?" Sehun beralih memegang kedua kepalanya yang tiba-tiba pening.
"Menurut saya, calon permaisuri pulang kerumahnya karena kemarin adalah hari peringatan menghilangnya ayahanda calon permaisuri." Kasim Jung mencoba menjelaskan.
"Calon permaisuri pasti sedang merindukan ayahnya."
Sehun mengangguk paham. "Ah ya.. yang kau katakan ada benarnya Kasim Jung. Itu sama sekali tak terpikirkan olehku."
Kasim Jung hanya bisa mendesah dalam hati. Bagaimana bisa alasan seperti itu saja raja tak pahami. Memang benar apa yang para menteri katakan. Otak baginda raja masih terlalu polos untuk menjadi pemimpin monarki.
"Sudah kuputuskan kasim Jung--" Sehun kembali melanjutkan pembicaraannya.
"Aku harus mengunjungi kediaman Yoona.. sebagai calon suami yang baik, aku harus selalu ada untuknya di saat seperti ini. Bukan begitu?"
Kasim Jung hanya tersenyum datar. "Itu ide yang sangat baik Jusang Jeonha.. tapi sebelum itu, anda harus menemui Kim Daegam. Beliau pasti sudah menunggu anda."
Sehun menepuk jidatnya. "Aku melupakan Junmyeon hyung karena terlalu fokus dengan Yoona."
Kasim lagi-lagi harus bersabar menghadapi keteledoran sang raja.
"Kalau begitu aku harus segera menemui Junmyeon hyung.. dia tidak boleh menungguku terlalu lama."
"Apa perlu saya ikut Jusang Jeonha?"
"Tidak perlu. Yang harus kau lakukan adalah menyiapkan semua barang bawaanku. Setelah bertemu Junmyeon hyung, aku akan berangkat ke rumah perdana menteri."
"Tapi ini terlalu mendadak Jeonha.."
Sehun mendecih. "Maka persiapkan semua sesegera mungkin. Tidak ada kata mendadak jika kau dapat menyelesaikannya dengan cepat."
"Baiklah Jeonha.. saya mengerti."
Kasim membungkuk hormat, tanda mengiyakan ucapan Baginda.
~ • ~
Sehun berjalan menelusuri ruang kerjanya, masuk ke dalam pintu rahasia yang memiliki banyak tombol di dalamnya, semacam lift pribadi. Tujuan Sehun adalah menuju tempat dimana ia membuat janji temu dengan Junmyeon.

KAMU SEDANG MEMBACA
Monarch
Fanfiction(M) Di istana, kita tidak dapat membedakan kawan dan lawan. Pernyataan tersebut terbukti benar. Dibalik senyuman para bangsawan istana, ada serangan besar yang telah mereka persiapkan untuk monarki.. khususnya untuk sang raja. Sebagian besar ikut an...