Perpecahan bermula saat kabar menghilang Lim Jungha beserta pasukannya memenuhi media masa. Kabar tersebut menyebar hingga ke seluruh negeri, menimbulkan intrik di dalam dan di luar monarki. Seperti kebanyakan kasus, pasti ada pihak yang menjadi pro dan ada pihak yang menjadi kontra. Kedua kubu tersebut saling menyerang melalui platform media sosial tanpa mau menunjukkan taring di khalayak umum. Bisa dibilang.. sedang bermain dalam zona aman. Tidak mau tindakan mereka malah berdampak dengan mencelakakan diri sendiri.
Bagi para menteri, ujaran kebencian yang di lakukan di media sosial malah berdampak bagus. Para pejabat istana seperti mendapat dukungan lebih dari para rakyat.. membuat mereka bertekad semakin bulat untuk melancarkan aksi balas dendam.
"Perdana menteri Choi.."
Choi Yoojin yang merasa namanya dipanggil pun menoleh ke sumber suara.
Suara itu berasal dari lelaki tua yang dikenal publik sebagai menteri perdagangan, Lee Sooman. Ayah dari Lee Donghae —Menteri Perang. Lee sooman bukanlah menteri biasa, ia adalah orang yang memiliki kekuatan besar seperti Lim Jungha dengan banyak sekutu di belakangnya. Sosok yang sangat berpengaruh dalam politik.
"Menteri Lee.. senang bertemu denganmu disini."
Lee Sooman tersenyum penuh arti, sebelum akhirnya berjabat tangan dengan sang perdana menteri. "Maaf karena aku terlambat datang.. banyak hal penting yang harus kuurus."
"Hal penting apa itu?" Tanya Yoojin penasaran.
"Kurasa hal ini cukup pribadi untuk diceritakan kepadamu.."
Yoojin tersenyum masam. "Bukankah sudah kesepakatan tidak akan ada rahasia diantara kita?"
Sooman balas tertawa. Diperhatikannya sekeliling ruangan.. sekedar memastikan tidak ada orang berlalu lalang.
"Kau pasti tau apa maksudku, perdana menteri Choi." Bisik Sooman.
"Monarki lagi?" Yoojin memastikan.
"Apa lagi hal yang lebih penting dari itu.."
"Kau terlalu takut menteri Lee.. apa rencana yang sudah para menteri susun masih membuatmu ragu?" Yoojin tertawa di akhir ucapannya.
"Dan kau terlihat sangat santai untuk ukuran seseorang yang kediamannya baru saja dimasuki musuh." Balas Sooman.
"Apa terlihat seperti itu?"
"Jangan tersenyum di saat seperti ini perdana menteri.. raja bisa sangat merugikan kita jika kau terlalu santai."
"Raja datang ke kediamanku hanya karena ingin bertemu calon permaisuri. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.."
"Kuharap memang begitu.." Harap Sooman.
"Kita sedang dalam posisi menyusun rencana matang. Dalam masa-masa ini kita harus selalu waspada, jangan sampai ketahuan."
"Aku mengerti.."
"Tak lama lagi aksi awal kita akan dijalankan.. sudah saatnya kita menegakkan keadilan untuk Lim Jungha."
~ • ~
Pertemuan Yoona dan Donghae akhirnya selesai. Tak terasa ia menghabiskan terlalu banyak waktu dengan Donghae dan melupakan Sehun yang menunggunya.
Tapi siapa peduli?
Yoona malah ingin menghabiskan lebih banyak waktu lagi bersama Donghae jika saja lelaki itu tidak mendapat panggilan penugasan.
Yoona menghela nafas. Melangkah menuju kamar raja dengan gontai. Bagaimana pun, ia sudah berjanji akan menghabiskan waktu dengan Sehun walau dengan terpaksa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Monarch
Fiksi Penggemar(M) Di istana, kita tidak dapat membedakan kawan dan lawan. Pernyataan tersebut terbukti benar. Dibalik senyuman para bangsawan istana, ada serangan besar yang telah mereka persiapkan untuk monarki.. khususnya untuk sang raja. Sebagian besar ikut an...