"Apa yang harus kulakukan kalau begitu?"
"Waspadalah terhadap Jeonha." Tegas Chanyeol. "Karena bagi Jeonha, selalu ada kesempatan besar untuk membunuhmu. Bahkan ketika kalian sedang bermesraan."
Beberapa hari kemudian, semua pernyataan Chanyeol terbukti benar.
Sehun memang berniat membasmi semua musuh monarki. Hal itu terbukti dari keamanan istana yang diperketat agar tak ada lagi panah misterius yang bisa masuk ke dalam wilayah. Sehun bahkan membuat pengumuman ke para rakyat bahwa ia tidak akan memaafkan pelaku yang sudah menewaskan para pekerja istana.
Apa setelah itu Sehun akan membasmi para menteri yang melakukan pengkhianatan? Termasuk Lim Yoona, calon permaisurinya?
"Hikss.. hikss.."
"Mama jangan berpikir buruk dulu. Aku yakin perdana menteri akan ditemukan."
Sedari tadi Yuri —pelayan pribadi Yoona— menenangkan Yoona yang menangis setelah mendengar berita pagi ini. Berita tentang keberadaan perdana menteri yang dinyatakan menghilang bak tertelan bumi.
Bahkan perangkat elektronik yang dipakainya tak dapat terlacak.
"Jeonha pasti akan menyelamatkan perdana menteri."
Seandainya Yuri tau kalau Sehun tidak akan membantunya. Pasalnya perdana menteri Yoojin masuk ke daftar pengkhianat monarki dan sudah pasti dialah orang pertama yang akan Sehun basmi.
"Apa mama perlu bertemu Jeonha dan meminta tolong pada beliau?"
Pertanyaan Yuri tak direspon Yoona. Gadis itu masih asik menangis di pelukan pelayan pribadinya.
"Jika mama mau, maka sebaiknya kita bergegas menemui Jeonha."
Yuri hendak berdiri dari duduknya, tapi Yoona menahan. "Aku sedang tidak mau bertemu Jeonha."
Yuri memilih mengangguk patuh, walau dalam hati ia sedikit menyayangkan jawaban calon permaisuri. "Baiklah mama. Tenangkan dulu dirimu."
Stress benar-benar memenuhi pikiran Yoona. Memunculkan banyak stigma negatif yang membuatnya makin menangis.
Keadaan ibundanya di luar sana, entah siapa yang tau. Bahkan pengawal yang menemani ibundanya tak dapat di temukan. Semuanya seolah sengaja dihilangkan.
Apa memang benar ini perbuatan Sehun?
"Jusang Jeonha datang.."
Seruan dari luar kamar Yoona nyaring terdengar. Hal yang kerap kali dilakukan setiap Sehun datang ke kamarnya.
Kali ini hanya ada ketakutan. Tiap mendengar langkah kaki Sehun, yang Yoona rasakan hanyalah kematian yang semakin di depan mata.
Penampakan Yoona yang menangis di pelukan Yuri adalah hal pertama yang Sehun saksikan.
Sehun memilih mendekat —tubuhnya berjongkok di hadapan Yoona. Tangannya dengan hati-hati menghapus jejak airmata sang kekasih yang masih setia berada di samping Yuri. "Semua akan baik-baik saja, Yoona."
Sang gadis tak menggubris.
Sehun tak memiliki pilihan selain membawa tubuh Yoona ke pelukannya. Namun, hasilnya sama saja. Gadis itu masih tetap menangis. "Tenanglah, ada aku disini."
Tak lupa mengecup pucuk kepala permaisurinya.
"Biarkan aku bersama calon permaisuri." Tak akan membuahkan hasil jika yang lain tetap disini. Sehun perlu menenangkan Yoona seorang diri, tanpa seorang pun yang mengganggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monarch
Fanfiction(M) Di istana, kita tidak dapat membedakan kawan dan lawan. Pernyataan tersebut terbukti benar. Dibalik senyuman para bangsawan istana, ada serangan besar yang telah mereka persiapkan untuk monarki.. khususnya untuk sang raja. Sebagian besar ikut an...