Rupanya media tak henti-henti mengungkit kasus kematian pengawal kerajaan hingga emosi para rakyat menjadi semakin berapi-api. Berita yang kesannya menyalahkan monarki ini membuat presepsi orang-orang kalau terror yang terjadi memang murni kesalahan sang raja karena tak becus mengatur keamanan kerajaan.
Aksi unjuk rasa pun menjadi semakin besar..
Jika dulunya hanya sekelompok kecil yang ikut, maka kini menjadi sekelompok besar. Hingga mengganggu ketenangan dan kenyamanan orang lain.
Berita yang kian memanas ini membuat perdana menteri mulai bertindak. Padahal selama ini ia tidak ingin ikut campur, mengingat ucapan menteri perdagangan Lee Sooman padanya yang mengatakan kalau aksi balas dendam yang mereka lakukan tidak akan memiliki dampak yang berkepanjangan. Perdana menteri setuju-setuju saja tanpa tau kalau aksi yang dimaksud adalah membunuh orang awam dengan tujuan menekan sang raja.
"Menteri perdagangan Lee.."
Perdana menteri Choi Yoojin tanpa mengetuk pintu langsung masuk ke ruangan sang menteri perdagangan, tak lupa dengan wajah yang menahan marah. Sedangkan dari sisi Lee Sooman sendiri, ia terlihat santai dan bahkan tersenyum ketika tatapannya bertemu dengan tatapan perdana menteri.
"Perdana Menteri Choi.. apa urusan politik di luar kota sudah selesai hingga kau pulang secepat ini?"
Lee Sooman tak menunjukkan raut takut sedikit pun padahal perdana menteri tak henti-henti menatap sinis dirinya.
"Aku sengaja datang ke sini karena masalah monarki semakin tak terkendali."
"Bukankah itu bagus? Raja semakin tersudutkan dan sebentar lagi kita bisa membalas dendam kepada monarki."
"Kau tidak pernah mengatakan kepadaku tentang rencanamu yang akan membunuh orang awam."
"Ini juga terlintas di pikiranku secara tiba-tiba, tak ada rencana spesifik sebelumnya."
"Kau masih bisa berbicara sesantai ini di saat tahu bahwa aksi itu merenggut nyawa orang?!"
"Anggap saja pengawal itu memiliki nasib sial hingga menjadi korban dari aksi kita. Kita tidak bisa berbuat banyak, satu-satunya cara melawan monarki adalah membuat terror kematian yang menakutkan banyak orang."
"Ini sudah melewati batas, menteri Lee--"
"--dan aku tidak pernah setuju dengan aksi ini. Jika aku kembali mendengar berita bahwa ada orang awam yang meninggal terkena panah beracun, maka mau tidak mau aksi kita ini harus berhenti."
Lee soo-man terkekeh sinis. " kau mau berhenti begitu saja? Lalu bagaimana dengan balas dendam yang kita rencanakan? Ini semua kan demi Lim Jungha, suamimu."
"Suamiku memang butuh keadilan, tapi tidak dengan membunuh orang lain."
Lee Sooman hanya bisa terdiam.
"Ini peringatan pertama dan terakhir untukmu. Jangan pernah melakukan kesalahan yang sama lagi. "
"Aku permisi." Perdana Menteri Choi Yoojin pun melangkah keluar dari ruangan Lee Sooman.
Yoojin tidak sadar kalau Lee Sooman menjadi geram padanya. Sebenarnya satu-satunya alasan tepat Sooman menjadi sangat marah adalah karena keadaannya yang sedang dalam posisi terancam.
Lee Sooman mengepalkan tangannya kuat. Otaknya berusaha keras merencanakan siasat yang akan digunakan untuk membungkam pergerakan Yoojin. Aksi balas dendam ini harus berhasil, bagaimanapun caranya. Walau harus dengan menyingkirkan sang perdana menteri selamanya.
~ • ~
Sehari setelah pulangnya baginda raja dan calon permaisuri, sudah banyak pekerjaan dan pembelajaran yang menanti mereka sehingga keduanya memiliki kesibukan masing-masing.. bahkan hanya untuk sekedar bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monarch
Fanfiction(M) Di istana, kita tidak dapat membedakan kawan dan lawan. Pernyataan tersebut terbukti benar. Dibalik senyuman para bangsawan istana, ada serangan besar yang telah mereka persiapkan untuk monarki.. khususnya untuk sang raja. Sebagian besar ikut an...