👑 - Tentang Surat

555 100 7
                                    

Berbicara tentang bagaimana Sehun dan Yoona bisa bertemu, maka kita akan dibawa kembali ke masa-masa saat raja pendahulu masih hidup dan Sehun masih berstatus Jeoha. Keduanya pertama kali bertemu di istana, saat terlaksananya pesta pengesahan gelar putra mahkota kepada Sehun.

Yoona telah mengetahui Sehun jauh sebelum pertemuan resmi mereka. Siapa memang yang tidak mengenal sosok seorang lelaki yang kerap menjadi titik perhatian semua masyarakat. Sang pewaris taktha kerajaan.

Mengetahui kenyataan bahwa Yoona berada di peringkat teratas calon permaisuri putra mahkota, lantas tak membuat gadis itu tercap sebagai gadis paling bahagia di dunia. Kehidupan kalangan bangsawan menyadarkan Yoona bahwa tidak ada yang namanya cinta tulus selain dari orangtuanya, segala sesuatu akan berjalan atas dasar keuntungan semata. Oleh karena itu, Yoona dilanda perasaan ragu. Apalagi ketika hatinya tak merasakan getaran apapun, bahkan saat ia berhadapan dengan Sehun.

Malam itu keduanya sengaja di pertemukan. Dua insan yang belum mengenal satu sama lain. Benang merah keduanya dipaksa agar saling terikat dalam status perjodohan. Yoona harus akui kalau Sehun benar-benar tampan, tapi Yoona tak gampang terpikat dengan tampang seseorang. Banyak pertimbangan dalam diri Yoona untuk menerima Sehun masuk dalam kehidupannya.

Yoona tak menyukai pertemuan mereka yang terkesan kaku, namun tetap memberi hormat sebagai bentuk formalitas. Kedua orangtua Yoona selalu mengajari anak gadis mereka untuk bertata-krama yang baik sesuai dengan etika bangsawan. Sebisa mungkin Yoona bertindak sopan agar nama keluarganya tidak tercoreng. Hanya demi reputasi keluarganya.

Tapi siapa sangka kesopanan dan keramahan Yoona malah membuat Sehun tertarik padanya disaat itu juga. Inilah awal mula dari mimpi buruk Yoona.

"Mama.. kita sudah sampai." Yoona membuka kelopak matanya yang sedari tadi terpejam ketika merasakan guncangan tangan Yuri di bahunya. "Apa tidurmu nyenyak mama?"

Yoona memperbaiki posisi seraya jari-jemari lentiknya merapikan surai rambut yang sedikit berantakan. "Aku tidak tidur.. tadi hanya sedikit berbaring."

Yoona memang terlihat seperti orang yang tertidur sepanjang perjalanan. Kelopak mata yang terpejam membuat Yuri salah paham, Yoona tiba-tiba mengingat awal mula ia bisa terjebak di lingkup istana dan menjadi calon permaisuri raja. Kenangan yang sebenarnya tak ingin Yoona ingat.

Yoona turun dari kendaraan yang mengantarnya ke rumah. Pemandangan yang terjejer dimatanya seketika membuat rindu. Kenangan masa kecil tergambar jelas dalam suasana pekarangan rumahnya.

"Pelayan rumah sudah membawa barang-barang milikmu mama.. sekarang saatnya mama beristirahat."

"Aku belum terlalu lelah--" Yoona menolak ajakan Yuri.

"--Lagipula tenagaku masih cukup untuk berkeliling rumah sekalian menunggu kepulangan eommonie."

Yuri mengangguk paham. "Apa perlu aku menemani mama?"

"Tidak perlu.. kau masuklah dan istirahat. Aku tau kau pasti lelah."

Yuri membungkuk hormat sebelum melesat masuk meninggalkan Yoona. "Kalau begitu aku permisi mama.."

Saat sosok Yuri tak lagi terlihat, Yoona segera melesat ke taman belakang rumahnya. Hendak melihat bonsai yang tumbuh subur disana. Bonsai yang beraneka ragam milik ayahnya, Lim Jungha.

MonarchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang