👑 - Piknik

348 67 17
                                    

Terror yang terjadi di istana tempo hari lantas membuat monarki berada di posisi bahaya. Terancamnya keamanan negeri membuat Sehun selaku pemimpin tertinggi monarki harus menyelesaikan perkara tersebut secepat yang ia bisa.

Penyelidikan dimulai dari berbagai arah. Dari mengamati keadaan dengan mata kepala sendiri, memanggil pasukan rahasia untuk ikut membantu, hingga mengirimkan tangan kanan untuk menyelidiki daerah yang tak dapat dijangkau. Misi ini sangat berbahaya dan serba hati-hati.. pergerakan mereka tidak boleh terbaca oleh lawan, semua harus dilakukan secara mulus dan tersembunyi.

Junmyeon yang merupakan kakak tiri raja, mendapat tugas paling berat diantara yang lain. Ia harus melaksanakan tugas untuk menyelidiki daerah yang tak terjangkau oleh raja. Tentu ini sangat berat dan sangat asing.. menelusuri daerah yang belum pernah ia kunjungi demi mendapat bukti kuat. Junmyeon perlu mencari partner untuk tugasnya ini.

Maka dari itu, Junmyeon dengan diam-diam mengendarai kendaraan seorang diri dan menelusuri jalanan yang cukup sepi hanya agar dapat bertamu di rumah seorang lelaki yang merupakan pemimpin pasukan rahasia, orang yang kerap kali dibicarakan oleh Sehun. Markas pasukan rahasia sangat jauh dari istana, bahkan dari keramaian penduduk. Para anggota memang sengaja mengambil tempat di daerah terpencil untuk di jadikan markas agar keberadaan mereka tak dapat tercium musuh.

Junmyeon terus mengendarai mobilnya hingga tak terasa ia sudah sampai di markas yang dituju. Penampakan markas dari luar terlihat seperti rumah yang menggabungkan unsur tradisional dan unsur modern. Namun siapa sangka bahwa penghuninya adalah para veteran angkatan bersenjata.

Ketika masuk, Junmyeon disambut oleh para anggota pasukan rahasia. Mereka semua tau maksud kunjungan Junmyeon ke tempat mereka.. tentu saja tidak lain dan tidak bukan untuk menemui pemimpin pasukan rahasia mereka.

Junmyeon dapat dengan jelas melihat pemimpin pasukan tengah mengisi kegiatan senggang dengan menyiram bonsai miliknya. Bonsai jepang yang sangat disukai oleh pemimpin tersebut.

"Bonsai yang sangat indah, bukan begitu menteri perang Lim?"

Lim Jungha, lelaki berusia setengah abad yang tengah menyiram bonsai kesayangannya seketika berbalik. Tersenyum tipis pada Junmyeon seraya membungkuk hormat.

"Senang rasanya daegam mama bisa berkunjung ke tempat ini.. ini suatu kehormatan. "

Junmyeon tersenyum menanggapi. "Cuaca hari ini cukup cerah untuk dinikmati, sayang jika dilewatkan."

Lim Jungha tau bahwa maksud dari perkataan sang pangeran. Tak lain adalah ingin membahas hal penting dengannya.

"Sepertinya jika ditemani secangkir teh, hari yang cerah ini tidak akan berakhir sia-sia. Bagaimana jika berbincang sedikit sambil meminum teh di ruang tamu?"

"Kedengarannya bagus.."

Persetujuan Junmyeon membawa keduanya menikmati udara sejuk di ruang tamu sambil meminum teh. Sesekali melihat pemandangan sekitar markas yang ditumbuhi banyak tumbuhan hijau.

"Kau benar-benar memenuhi markas dengan tumbuhan hijau."

"Warna hijau dipercaya dapat mengurai stress.. ini kulakukan untuk menjaga pikiran para angkatan perang agar tetap dingin."

"Benar-benar jawaban seorang Lim Jungha.."

Junmyeon terkekeh.

"Tidak bisa dipercaya, bahkan jawaban kalian sama.." Junmyeon lanjut bergumam, walau ternyata masih bisa di dengar oleh Jungha.

"Aku tidak mengerti maksud daegam mama.."

"Aku membicarakan calon permaisuri Lim Yoona.."

MonarchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang