👑 - Taktik Perlawanan

342 57 10
                                    

[Hot News]

Terror kembali melanda negeri dan sasaran yang dituju selalunya istana. Kemarin malam, disaat para bangsawan sedang mengadakan pesta di istana utama, datang sebuah anak panah yang menewaskan pengawal kerajaan di tempat kejadian. Beberapa saksi mata mengatakan bahwa mereka tak menyadari kedatangan anak panah, beberapa juga mengaku tak merasakan adanya tanda bahaya. Menanggapi hal ini, pihak monarki masih belum memberikan keterangan pasti tentang kasus kemarin.

"Ini benar-benar gila.. mereka melakukannya di dalam istana."

"Aku tak percaya hal seperti ini terjadi di istana yang memiliki keamanan tinggi."

"Apa saja yang dilakukan pihak keamanan malam itu? Ikut berpesta bersama para bangsawan? Hahaha.."

"Monarki tidak becus!!"

"Jika yang tewas adalah kalangan bangsawan, pasti beritanya akan sangat heboh. Aku membandingkan kasus ini dengan kasus terror tahun lalu dimana banyak bangsawan meninggal disertai dengan menghilangnya Lim Jungha."

"Aku tidak suka dengan monarki yang kurang tanggap menyelesaikan masalah."

"Monarki harus bertanggung jawab."

"Mengapa raja diam saja? Tolong lakukan sesuatu untuk menyelesaikan kerisauan ini.."

°

Kira-kira itulah beberapa tanggapan para rakyat atas kejadian semalam yang entah mengapa bisa secepat ini beredarnya.

Raja tak menutup mata untuk hal satu ini. Diam-diam ia melihat semua berita yang beredar dan juga tanggapan para rakyat. Dirinya tentu saja merasa bersalah.. ia membiarkan orang jahat membunuh rakyatnya di dalam istana.

Ini benar-benar penghinaan besar terhadap monarki.

Sehun mengerang kesal kala mengingat kejadian kemarin. Kepalanya pening setengah mati dan rasanya ia ingin marah seharian ini.

"Kalau ada yang ingin Jeonha sampaikan.. jangan ragu mengatakannya padaku."

Ujar Junmyeon dengan tangan yang sibuk menuangkan secangkir teh ke gelas raja. Junmyeon mengerti perasaan Sehun yang sangat campur aduk.. karena ia juga merasakan hal yang sama. Namun Junmyeon memilih untuk lebih mengendalikan emosinya. Tak mau membuat Sehun makin pusing.

"Apa orangtua korban sudah bisa dihubungi?" Pertanyaan terlontar begitu saja dari mulut Sehun. Tersirat kekhawatiran dan kesedihan dari tatapannya.

"Sudah.." Jawab Junmyeon. "Aku berencana menemui keluarga korban sebentar.. apa Jeonha mau ikut bersamaku?"

Sehun tanpa ragu mengangguk. "Aku harus meminta maaf secara langsung pada mereka. Kelalaianku ini membuat anak mereka terbunuh."

"Jangan menyalahkan dirimu Jeonha.."

"Aku memang salah hyung.."

"Kalau begitu aku juga salah karena kurang memperketat pengawasan di istana--"

Ujaran Junmyeon membuat Sehun terdiam.

"--Aku lupa menyuruh mereka memeriksa setiap bagian di istana. Padahal saat itu pintu gerbang istana terbuka untuk para bangsawan.. dan tak menutup kemungkinan salah satu dari mereka adalah dalangnya."

"Maksud hyung??"

"Aku mencurigai para menteri. Tapi sialnya belum ada bukti nyata yang bisa mendukung argumenku."

Sehun mencoba mengingat. Pikirannya kembali ke kejadian semalam, dimana ia dan Yoona memandangi halaman istana dari lantai dua. Sehun sempat melihat pergerakan yang mencurigakan, tapi diabaikannya saat itu karena ia terlena dengan kehadiran Yoona.

MonarchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang