9

44.8K 2.6K 34
                                    

Sesuai rencana yang sudah disepakati kemarin, Mikala pergi ke acara peresmian cabang baru JY.

"Kal? Yakin mau nyetir sendiri? Nggak mau dianter doni aja?"

"Nggak usah mas aku berangkat sendiri aja."

Saat ini Aric berada di rumah Mikala, kemarin dia menginap di rumah Juna dan paginya dia melihat apakah Mika lupa atau tidak dengan janjinya kemarin.

"Kan mas udah ngasih tau alamatnya juga." Ucap Mikala yang sedang menjepit bulu matanya.

"Nanti aku drop-in mas ke hotel, abis itu aku otw lokasi."

Rencananya memang Mikala akan mengantar Aric sampai hotel, baru setelah itu dia akan memakai mobil Aric ke lokasi peresmian.

"Katanya nanti mau live di ig juga kan? Aman lah, mas kan bisa sambil pantau aku." Sambil make up Mika terus meyakinkan Aric kalau dia bisa pergi sendiri.

***

"Pak erik, lima menit lagi acaranya dimulai."

"Ah iya sebentar, saya masih menghubungi pusat."

Mikala belum sampai di lokasi, padahal lima menit lagi acara akan dimulai.

Pak Erik, manager yang sudah lama bekerja di JY pun cukup panik karena kabar dari pusat yang akan meresmikan bukan Alaric, tapi tunangannya.

"Ric, bini lo belum sampe lokasi." Doni, asisten Aric, berbisik pelan.

Saat ini sesuai jadwal, Aric menghadiri meeting bersama beberapa perusahaan yang akan bekerja sama dengan Yasan Hotel. Mereka sudah ada di ruang meeting, namun belum dimulai.

"Harusnya udah sampe kan? Bentar coba gue telfon dulu. Lo coba tanya lagi di lapangan ada siapa aja, buat jaga jaga."

Keduanya izin untuk menelpon sebentar di luar.

"Kal?? Kamu dimana? Belum sampe? Nggak kabur kan?"

"Ishh enggak mas, bentar lagi sampe kok. Tadi aku salah belok makanya harus muter lagi. Bentar lagi sampe kok."

"Beneran? Emm.. lima menit lagi bisa sampe? Udah mau mulai loh acaranya." Aric melihat jam nya memastikan.

"Emm.. tuju menit sampe kok."

"Yaudah, hati hati kamu nyetirnya. Mas udah mau mulai rapatnya juga."

"Ric gimana?" Tanya Doni.

Aric mengangguk, "Keburu kok. Gue yakin dia nggak mungkin nggak dateng."

Doni menatap Aric tidak terlalu yakin, "Lo yakin? Kemaren aja dia ngindarin lo."

"Percaya sama gue. Lo kabarin ke lapangan acaranya bisa dimulai."

Meski ragu, Doni tetap menuruti perintah Aric.

Disisi lain, Mika baru saja memarkirkan mobilnya. Sedikit bercermin untuk melihat riasan wajahnya, kemudian Mika segera keluar untuk menuju tempat peresmian.

"Baiklah, sekarang saatnya sambutan dan pemotongan pita yang akan diwakili oleh tunangan dari bapak alaric djatmiko."

Pak Erik sudah celingak-celinguk cemas karena belum ada seorang pun yang datang mewakili dari pusat.

Om Bucin!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang