57

14.3K 1.1K 117
                                    

1 jam setelah kejadian truk terguling..

"Orang yasan mau langsung ngecek ke bali nih. Padahal gak parah juga."

"Hm.. bukan urusan gue."

Laki-laki itu menggeleng maklum sudah biasa dengan jawaban dingin bosnya.

"Jadi pengen ikutan ke bali gue, eh lo udah pernah liat istrinya alaric diluar kantor belum sih?"

"Ngapain lo nanya gitu?" tanyanya dengan dahi berkerut.

"Katanya cakep banget ya? Nih pada rame mau inspeksi ke bali juga katanya."

"Siapa?"

"Ini yang pada pegang proyek bali langsung heboh denger istrinya alaric mau ke bali. Mana katanya mau stay disana berapa hari gitu, cek resort sama hotel."

"..."

"Rob, jadwal gue berapa hari kedepan penting gak?"

Robby, laki-laki itu menatap bingung pada bosnya. Memangnya ada jadwal yang tidak penting? Kalau tidak penting untuk apa dijadwalkan?

"Hari ini ga ada meeting sih, besok jadwal lo ke wizza, sama..."

"Cancel aja. Suruh helan ke wizza besok."

"Lah lo mau ngapain?"

"Pesenin gue tiket ke bali."

"Jangan bilang lo naksir juga ke istrinya alaric??" tanya Robby penuh tanda tanya.

"Gak usah deh lan, hubungan lo sama alaric aja udah gak baik gitu.. nambah masalah aja lo yang ada." nasihat Robby.

Erlan, laki-laki itu tersenyum miring mendengar nasihat asisten pribadinya.

"Alaric hari ini ada pertemuan sama TMC, jadi dia nggak mungkin ikut ke bali."

"Belum lagi besok, harusnya dia ada penandatanganan kontrak sama kaelani group."

"Bokap lo?" tanya Robby terkejut.

Erlan mengedikkan bahunya, "Gue juga nggak nyangka akhirnya alaric bisa kerjasama sama bokap gue."

"Dan tugas lo.."

Robby mengernyit khawatir menunggu Erlan menyelesaikan kalimatnya.

"Buat janji ke alaric lusa, terserah lo mau pake alesan apa. Terserah mau bawa bright atau wizza sekalipun."

"Gue nggak ikut lo ke bali??"

Erlan menatap tajam pada Robby, "Gue bisa sendiri. Soal mikala biar jadi urusan gue."

Robby sudah pasrah, niat hati dia yang ingin melihat Mikala, malah bosnya sendiri yang lebih antusias.

1 jam kemudian..

"Lo yakin gak perlu gue anter ke bandara?" tanya Robby sambil mengikuti Erlan keluar dari ruangannya.

"Gak perlu. Lo langsung cari alesan buat janji temu sama alaric." jawab Erlan dengan tegas.

Beberapa karyawan yang berpapasan dengannya menunduk sopan. Sementara Erlan tetap pada sikap dinginnya, berjalan lurus ke depan.

"Semuanya kita rapat setengah jam lagi! Apapun yang ada hubungannya dengan djaya group, atau yasan hotel, bawa semua berkasnya!" ucap Robby dengan tegas setelah Erlan pergi.

"Ada apa nih? Kok mendadak banget."

"Pak erlan katanya mau ke bali. Ikutan inspeksi ke yasan."

"Lah? Pak bos berangkat sendiri? Mendadak banget."

"Emangnya ada masalah sama cabang sana? Bukannya malah lagi buat resort baru lagi ya?"

"Denger denger sih, bu mikala lagi disana.. mau stay beberapa hari gitu mantau perkembangan."

Om Bucin!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang