24

30.7K 1.8K 78
                                    

"Lo mau ke rumahsakit lagi?"

"Iya."

Mika sibuk merapikan catatannya setelah kelas terakhirnya hari ini selesai. Dia berencana untuk langsung ke rumah sakit mengunjungi Aric.

"Gue duluan ya sof."

Sophia mengangguk mengiyakan, tak lupa dia berpesan pada sahabatnya itu agar berhati-hati di jalan.

Sampai di rumah sakit ternyata ada Mbak Kara dan Arya yang sedang menemani Aric.

"Langsung dari kampus ci?" Tanya Arya yang melihat barang bawaan Mika.

Mika mengangguk kemudian meletakkan tasnya di sofa.

"Sayangg.." rengek Aric sambil merentangkan tangannya.

Kara yang melihat tingkah adik iparnya itu berdecih sambil mencibir bagaimana manjanya Aric setelah sadar kemarin.

"Kenapa deh?" Tanya Mika ketus.

"Kangen tau."

Mika berdesis ngeri melihat sikap Aric yang sudah berbeda jauh dibanding dulu saat dia yang mencoba mengejar Aric.

"Nyesel kan ci?" Tanya Arya sambil tertawa.

Aric melotot mendengar ucapan Arya.

"Oh iya mik."

"Kenapa mbak?"

"Tadi oma pesen, katanya besok kamu suruh gantiin aric rapat sama JY."

"Jam berapa mbak?"

Kara mengedikkan bahu tidak tau, "Katanya kamu bilang aja ke doni kalo bakal gantiin aric."

Mika mengangguk mengerti.

"Kata dokter kapan boleh pulang?"

Aric menggeleng sambil menyandarkan kepalanya di bahu Mika, "Gak tau."

"Tapi udah gak ada yang sakit kan? Gak lemes lagi?"

Aric malah semakin menguatkan pelukannya di lengan Mika, "Nanti kamu sibuk lagi ah males."

Mika berdecak, "Kalo mas di sini terus yang ada aku juga sibuk gantiin mas kesana kemari."

"Koko bucin banget sih. Baru berapa hari gak ketemu ci mika aja sampe di opname. Lebay."

Ucapan Arya langsung mendapat delikan tajam dari Aric. Sementara Kara sudah tertawa membenarkan ucapan sepupu iparnya itu.

"Eh ci!" Setelah beberapa lama sibuk dengan kegiatan masing-masing, Arya yang sedang memainkan handphonenya tiba-tiba saja memanggil Mika.

Mika hanya menatap Arya menunggu kelanjutan ucapannya.

"Lo kenal julian dwipangga?"

Mika menghentikan kupasan apelnya, dia terdiam sambil melihat lantai.

"Kenapa emangnya?" Tanya Mika segera menormalkan ekspresinya sebelum yang lain mulai curiga.

"Ini lagi rame di grup angkatan gue, katanya bakal ada dosen tamu."

"Dia dosen tamunya?"

Arya mengangguk, "Katanya bakal jadi kelas besar ci. Kelass..." Arya menggulir layar handphonenya lagi, melihat percakapan di grupnya yang sudah tenggelam.

"Oh kelas etika. Dosen lo siapa ci? Mana tau diganti dia juga."

"Eh, kok lo kenal si ci?"

Mika tidak fokus dengan rentetan kata yang terus terlontar dari mulut Arya.

Om Bucin!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang