44

31.9K 1.8K 136
                                    

Tok tok

"Ya, masuk."

"Selamat siang pak."

Pria paruh baya itu mengangguk, mempersilakan tamunya masuk.

"Silahkan duduk nak Julian."

Dia, Julian, dia yang mengetuk pintu ruang dekan. Hari ini dia dipanggil oleh Pak Fendi, selaku dekan fakultas hukum.

"Bagaimana mengajar di almamater sendiri?"

Julian mengangguk, "Lumayan sulit menghadapi mahasiswa ternyata pak."

Pak Fendi terkekeh pelan, "Itu yang saya alami dua puluh lima tahun yang lalu. Saat pertama kali saya mengajar."

"Saya mendengar beberapa kabar burung dari mahasiswa." Ucap Pak Fendi mulai serius.

Sementara Julian langsung fokus pada ucapan yang akan keluar dari mulut dekannya itu.

"Saya masih ingat dengan prestasi dan keaktifan nak Julian saat masih kuliah. Jadi saya tidak bisa menilai begitu saja apapun yang saya dengar tentang nak Julian."

Julian mengangguk, dia cukup tau diri dan paham apa yang sedang coba dibicarakan oleh Pak Fendi.

"Saya mengaku lalai dengan menunjukkan hubungan pribadi saya di lingkungan kampus."

Pak Fendi nampak mengangguk, menghargai Julian yang mengakui kesalahannya.

"Saya tidak bisa berkomentar banyak terkait urusan pribadi nak Julian di luar kampus. Tapi saya masih berhak memperingati tindakan nak Julian selama di wilayah kampus."

Julian mengangguk paham, "Saya mengerti pak."

"Untuk kali ini saya hanya memperingati saja. Lagipula nak Julian sekarang ini hanya sebagai dosen tamu. Jadi saya tidak bisa terlalu mengekang nak Julian juga."

"Saya mohon maaf pak, kalau tindakan saya akhir-akhir ini menyita pikiran bapak."

"Baguslah kalau nak Julian paham."

Setelah selesai berbicara dengan Pak Fendi, dia tidak sengaja berpapasan dengan salah satu orang yang dibencinya.

"Jul!"

"Berani lo balik lagi?"

"Gue mau ngomong."

"Ngomong apa?! Kalo lo masih mau ngrebut alyssa dari gue, lo salah orang!"

"Gue tau. Gue cuma mau ngelurusin apa yang terjadi dulu."

"Apalagi sih?! Kurang lurus apa idup lo sampe ngrebut pacar orang?!"

Mereka berdua sudah mencuri perhatian mahasiswa yang melewati koridor.

"Gue minta maaf."

"Basi Kef!"

"Jul, gue pergi buat ngasih waktu lo sama alyssa saling instropeksi. Gue pikir setelah gue pergi kalian bakal bareng lagi."

"Bacot! Nggak usah sok paling bener! Coba aja nggak ada lo, alyssa nggak akan pergi!"

"Nggak. Lo yang pergi duluan ninggalin gue Le!"

Deg

Kedua laki-laki itu terkejut dengan suara yang menginterupsi.

"Alyssa" ucap keduanya bersamaan.

Mika tersenyum tipis, "Apa kabar Kef? Sofi bilang ke gue kemaren kalo dia ketemu lo."

Keffa—dia cukup terkejut dengan kehadiran Mika yang tiba-tiba.

"Kak, berhenti nyalahin orang lain. Ada atau nggak adanya Keffa waktu itu, hubungan kita emang udah renggang."

Om Bucin!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang