16

47.1K 2.4K 19
                                    

"Kala nggak masuk don?"

"Tau lo balik hari ini sengaja dia nggak masuk." Jawab Doni sambil memeriksa berkas, keduanya sedang berjalan menuju ruang rapat. Kali ini Doni mendampingi Aric untuk rapat di Djaya Group.

"Selese ini nggak ada jadwal lagi kan?"

"Nggak sih, dua hari ini rada selo kok."

"Kalo gitu abis ini lo cek ke yasan sama JY. Gue liat kala dulu."

"Ati ati kena cakar lo sama dia."

***

Ting tong

"Kal.."

Tok tok tok

Ting tong

Ting tong

"Siang mas!"

"Ah iya siang."

"Nyari mbak mika yo mas?"

Aric mengalihkan perhatian dari layar handphonenya pada Joni, security komplek.

Aric mengangguk, "Dari pagi belum keliatan keluar kok mas. Paling masih tidur."

"Udah lama ndak keliatan mas? Udah ndak tinggal sama mas juna lagi to?"

"Ah.. saya lagi sibuk akhir akhir ini, jadi pulang ke rumah orang tua saya."

Joni mengangguk mengerti kemudian pamit untuk melanjutkan berkeliling dengan sepedanya.

Setelah memanggil beberapa kali tapi tak kunjung mendapat sahutan, akhirnya Aric beranjak untuk ke rumah kakaknya saja.

"Tumben kesini koh?" Tanya Arya yang membukakan pintu.

"Nyamperin kala nggak dikasih masuk." Jawabnya sambil berlalu masuk ke dalam.

Arya tertawa keras mendengar jawaban kokohnya, apalagi melihat wajah melasnya.

"Pada kemana kok sepi?"

"Mbak kara lagi keluar bentar beli apaan katanya."

"Koh juna ada tuh di kamar." Lanjutnya.

"Koh!" Teriak Aric langsung membuka pintu kamar Juna.

"Hem? Tumben amat lo kah koh ke gue?"

"Dibaikin salah." Sahutnya kemudian turut melempar dirinya ke ranjang.

"Kusut amat? Nyasar kesini pula?"

"Kala ngambek."

Juna terbahak, benar dugaannya.

"Sama aja lo ah sama arya!"

"Kenapa? Cerita sini sama kokoh lo!"

"Najis lo!"

Juna kembali terbahak melihat ekspresi jijik Aric.

"Oma nyuruh gue sama kala nikah."

"Lo tau sendiri itu anak sifatnya gimana, kesel lah dia di desek nikah terus."

Om Bucin!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang