45

32.3K 1.9K 274
                                    

"Pak al hot banget gila berantakan gitu"

"Ho oh, setuju guee"

"Jarang jarang liat pak al gini ya allah jiwa gue mau melayang"

"Beruntung banget ya ceweknya, tiap hari disuguhin gituan"

Doni turut memperhatikan kembali penampilan sahabatnya. Mereka telah selesai melakukan penandatanganan kontrak dan saat ini mereka berencana untuk mengecek ke beberapa tim yang sedang menangani proyek baru.

"Lo abis touring apa gimana dah?" Akhirnya pertanyaan itu yang terlontar dari bibir Doni setelah dirinya cukup kenyang mendengar karyawan perempuan yang terus mengagumi sosok di sampingnya itu.

"Kesiangan bego."

Doni mencibir mendapati jawaban ketus Aric.

"Bisa bisanya lo ketemu pak alex pake jaket begian."

Aric mendengus, "Gue naik motor, begah kali pake jas."

"Lah? Tumben amat lo kemari naik motor?"

"Mobil gue digondol betina"

Doni tertawa mendengar jawaban sekaligus ekspresi malas sahabat sekaligus bosnya itu.

"Calon bini lo syalannn, inget lo berapa hari lagi dah sah tu."

"Naik motornya gak masalah, masalahnya gue gak dibangunin. Mana ditinggal, ga dikasih sarapan, ga disiapin baju, mobil gue di bawa pula."

Doni kembali tertawa, "Rasain noh, enak kan macarin daun muda?"

Aric sedikit blushing mendengar godaan Doni yang disertai alisnya yang dinaik turunkan.

"Emangnya si mika kemana?"

Aric teringat apakah Mika sudah bersama adiknya atau belum. Bukannya menjawab Doni, dia malah merogoh handphonenya.

Disisi lain, Mika yang masih mengemudi segera memasang earpod-nya karena ada panggilan masuk dari Aric.

"Kenapa mas?"

"Udah ketemu Driel sayang?"

"Udah, ini udah dijalan pulang."

Aric melihat jam tangannya, "Udah mau jam makan siang, ajakin Driel makan bareng aja."

Mika melirik adiknya, "Laper gak lo?"

Adriel ini cukup paham dengan pertanyaan Mika. Pasti kakak iparnya yang mengajak makan siang.

"Kakak ipar mau ketemu gue ya? Oke aja gue mah."

Mika mencebik, "Boleh deh mas, mau makan dimana?"

"Kamu jemput mas sekalian ke kantor."

Mika mengiyakan perintah Aric dan langsung mengambil jalur lain agar tidak terlalu memutar arah.

"Gue.. cowok SMA sekarang pada gimana si?"

Doni mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Aric.

"Ohh, adek iparrrr" ucapnya begitu paham.

"Dahlah, salah gue nanya ke elo." Sahut Aric malas.

"Gerogi lo ketemu adek ipar? Yelah masih SMA pula, sans kali."

"Kala gak pernah ngomongin adeknya. Gue bingung aja kalo awkward."

"Ya terus lo ngapain ngajakin makan bareng?"

"Yakali gue ketemu pas resepsi besok!"

Doni mengangguk-angguk membenarkan ucapan Aric.

***

Om Bucin!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang