33 [21+]

68.6K 1.9K 173
                                    

Vote nyaa guuiiseee jangan lupa 😉😉

__________

Pagi ini Aric menyambut hari dengan penuh suka cita. Bagaimana tidak? Siang ini pujaan hatinya akan kembali ke pelukannya!

Ck! Lebay!

Decakan dan satu kata itu adalah ungkapan yang tepat untuk Aric. Mika bahkan hanya pergi empat hari tiga malam, tapi dia sudah hampir mati kekangenan!

Belum lagi Doni yang harus menghadapi hari-harinya di kantor untuk melayani bos buncinnya itu. Sungguh menguras kesabaran. Dia bahkan berpikir kalau jasnya bisa semakin tipis karena sering mengelus dada.

"Hati-hati ya sayang.. kabarin mami kalo udah landing."

Rutinitas kebanyakan orang setiap berpisah di bandara. Cipika-cipiki dan mewanti-wanti untuk memberi kabar.

"Salam buat Aric sekeluarga."

Mika mengangguki pesan papinya, dia masih dipeluk oleh Salma.

"Ya ampun mami, udah dong bisa ketinggalan pesawat aku nih."

Salma berdecak, sejujurnya dia senang beberapa hari kemarin ada yang menemaninya saat suaminya itu pergi kerja. Tapi bagaimana lagi, putri semata wayangnya itu tentu memiliki kesibukan lain. Belum lagi dia sudah cukup paham dengan tabiat calon menantunya yang sangat lengket dengan putrinya itu.

"Bye mi, Pi!"

Mika melambaikan tangannya sambil tersenyum ceria. Dia sudah cukup lega, tak sia-sia dia datang jauh-jauh ke Makassar untuk berkeluh kesah dengan mami.

Sesampainya di Jakarta, dia langsung mengabari kedua orang tuanya kalau dia sudah mendarat dengan mulus. Setelahnya dia menaiki taksi untuk menyusul tunangannya.

Kalau kalian heran mengapa Aric tidak menjemputnya, alasannya karena Mika membohongi Aric mengenai jam penerbangannya.

Dia bilang tiketnya jam dua siang nanti. Tapi sekitar jam sebelas dia sudah sampai di Jakarta.

"Yasan hotel ya pak." Ucap Mika pada sopir taksi. Sebelumnya dia sudah menanyakan jadwal Aric hari ini pada Doni.

Saat memeriksa chat, ternyata Aric sudah mewanti-wantinya untuk mengecek kembali barang bawaannya agar tidak ada yang tertinggal dan juga tidak ketinggalan pesawat. Mika tersenyum membaca pesan tersebut. Dia yakin kalau Aric sudah menunggunya tidak sabar.

"Selamat siang ibu." Pegawai hotel yang berjaga di depan pintu melihat Mika keluar dari taksi. Dia langsung menghampiri dan membantu menurunkan koper dari bagasi.

"Makasih ya pak." Ucap Mika sambil memberi ongkos taksi.

"Tolong bawain ke atas ya mas." Ucap Mika pada pegawai tadi agar membawakan kopernya ke kamar.

Mika memasuki lobi dengan santai. Dia kemudian melepas kacamata hitamnya dan menyimpannya ke dalam tas.

Tak lupa dia tersenyum sopan membalas sapaan pegawai hotel.

"Akhirnya Bu mika balik."

"Iya, selamet selamet kita."

Beberapa pegawai berseru senang melihat kedatangan Mika. Selama beberapa hari ini tentu mereka dipusingkan dengan Aric yang sangat sensitif.

Mika tersenyum saat melihat Aric yang sedang berjalan baru saja keluar lift dengan beberapa kliennya.

"Mas Aric!" Mika langsung memeluk Aric.

Aric masih kaget, antara kaget kenapa Mika sudah sampai dan apa benar perempuan yang sedang memeluknya ini Mika?

"Ish, kok gak dibales pelukannya!"

Om Bucin!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang