Masa Lalu

95 9 3
                                    

🍭🍭🍭

10 tahun yang lalu

Ini adalah kejadian sepuluh tahun yang lalu. Jaman jamet- jametnya anak komplek jalan sama aku nikah sama dia.

Kebiasaan anak komplek, kalo masuk waktu ashar ya pada kumpul ngaji di masjid. Yang ngisi ustadz Jidan, papahnya Aji. Bapak Jidan didaulat jadi ustadz karena dia yang paling luang dan mantan anak MAN. Beda sama bapak- bapak lain yang lulusan anak STM. Yang kerjaanya bolos ps an sama godain anak orang. Mereka mah gitu, berani godain giliran suruh nafkahin pada ngilang.

Jadi sore ini pak Jidan menuntun anak- anak buat baca Iqro. Anak-anak udah baris rapi kek orang mau ambil sembako.

Kebanyakan pada baca dulu biar pada lancar nanti pas didepan ustadz.

" Lian yang ada layar diatasnya dibaca panjang, jadi thoo ha. Ayo ulangi!" Pak Jidan kasih instruksi.

" toha!" Julian yang masih tujuh tahun baca iqro masih belum fasih.

" astagfirullah julian, ustadz kan sudah bilang, yang ada layarnya dibaca panjang. Tho nya jadi panjang! Ayo ulangi!"

" Toha!" Julian ngulang kesalahan yang sama. Harap maklum namanya anak sd bacaanya masih belibet.

" Tho nya panjang lho lian! Panjang! Udah dibilangin tho nya panjang kok masih salah aja sih kamu! Ayo ulangi!" Ustadz Jidan berusaha menyabar- nyabarkan diri.

" Tho panjang"

" ASTAGFIRULLAH MALAH BEGINI!"

" Kata ustadz tadi suruh baca panjang"

" Bukan begitu hadeh! Yosi! Sini kamu ajarin Julian baca ini, ustadz mau nyimak yang lain!" Nyerah, ustadz Jidan undur diri.

Yosi yang diserahi tugas langsung bawa Julian minggir, buat diajari secara privat.

Acara menyimak bacaan berlanjut sampai semua selesai.

🍭🍭🍭

Kini giliran penyampaian materi. Disini ustadz Jidan bakal kasih ilmu seputar puasa. Semua anak duduk rapi menyimak penyampaian materi ustadz Jidan.

" Dibulan puasa yang penuh rahmad ini hendaknya kita isi dengan hal- hal yang bermanfaat. Jangan kita kotori ibadah kita dengan hal- hal yang tidak bermanfaat. Ayo coba sebutkan hal- hal yang tidak bermanfaat?" Ustadz Jidan mengajak para audiensnya buat lebih aktif dalam pembelajaran.

" Saya pak!" Johan angkat tangan penuh semangat.

" Yak bagus! Ayo ada lagi contoh yang lain!" Aji, Reva sama Yosi ketawa denger omongan pak Jidan. Johan sendiri masih 404 not found. Masih mencerna ucapan pak Jidan.

" Ya contoh yang lain seperti terlalu banyak tidur, bermain sampai lupa waktu, yang seperti itu termasuk kegiatan yang tidak berguna" ustadz Jidan lanjutin menyampaikan materinya.

" Selain menghindari hal-hal yang tidak berguna, kita juga disarankan untuk meninggalkan kegiatan yang menimbulkan dosa seperti, mencuri buah mangga, hayo siapa yang kemarin ketapelin mangga saya?" Anak kompleks auto diem. Ya gimana ya, mereka yang maling soalnya.

Mereka aslinya udah ijin ke Aji sih, tapi itu mangga punya bapaknya Aji. Jadi ya mereka masih terhitung maling.

" Adalah dosa besar mengambil barang yang bukan milik kita. Allah SWT mengajarkan pada kita agar memakan makanan yang halal, bukan hasil mencuri, makan riba, makan harta anak yatim. Yang seperti itu maka sama saja seperti memakan bara api neraka"

" Pak ustadz makan riba itu apa?" Jeremy nanya dengan polosnya.

" Riba itu begini. Misal Jeremi meminjamkan uang pada Reva sebanyak dua ribu tapi Jeremi minta nanti saat dikembalikan diberi tambahan 1000. Jadi berapa uang Jeremi saat kembali?" Ustadz Jidan jelasin dengan sepenuh hati. Dia suka jiwa- jiwa kepo anak- anak begini.

" Nggak ada" balas Jeremy dengan entengnya.

" Kok nggak ada? Kan dua ribu tambah seribu"

" Lha pak ustadz nggak tahu si Reva kalo pinjem duit nggak pernah dibalikin?"

" Astagfirullah Reva!" Ustadz Jidan cuma bisa elus dada denger kejujuran anak bapak Junedi.

" Kapan aku gitu? Aku balikin kok kalo pinjem uang!" Reva membela diri.

" Mana buktinya?, uang beli cilok kemarin aja nggak kamu balikin"

" Ya kan aku bilangnya besok"

" Ya dari kemarin kamu bilangnya besok terus, tapi gak dibalikin"

" Ya sabar dong tunggu sampai besok!"

" Besok kapan? Besok, besok terus!" Reva berdiri denger omongan Jeremy. Anak cewek satu- satu dikomplek itu maju deketin Jeremi.

Ctak.....

Suara Reva geplak kepala Jeremy dengan santainya.

" Huwee...... Pak ustadz......" Jeremy nangis sambil pegangin kepalanya yang habis di geplak anak bapak Adimas.

" Heh! Heh! Heh! Reva kok kepala Jeremi dipukul sih?" Ustadz Jidan narik Jeremi buat duduk dipangkuanya.

" Habis Jeremi ngeselin, udah dibilangin bayarnya besok tapi dia nyolot" ustadz Jidan cuma bisa geleng- geleng kepala lihat kelakuan anaknya Adimas. Kayaknya emang udah hukum alam, yang ngutang lebih galak dari yang ngutangin.

" Reva gak boleh gini ya, gak boleh kasar sama teman. Allah tidak suka dengan hambanya yang suka memukul. Kalian semua mau masuk syurga kan?"

" Mau...." Koor anak- anak dalam masjid.

" Coba yang mau masuk surga berdiri!" Titah ustadz Jidan. Semuanya berdiri, bahkan Jeremi yang tadi duduk dipangku aja ikutan berdiri ditempatnya semula.

" Lho Rava kamu nggak mau masuk syurga?" Jidan lihatin anak cowok yang masih duduk dibelakang.

" Mau pak"

" Lho kok nggak berdiri?"

" Lha emangnya mau berangkat sekarang pak?"

" ASTAGFIRULLAH!" Cukup sudah pak Jidan lelah. Ini dulu lahirnya pada gak di adzanin apa gimana sih? Kelakuan anaknya pada ajaib semua begini.

Fin

Dibuat dalam sekali duduk 🤧🤧🤧

Tolong aku stress gaes 😭😭😭

Kebiasaan tiap ujian bawaanya pengen makan orang, apakah ini normal? Oh sepertinya aku terjangkit alergi ujian :v

Kebiasaan tiap ujian bawaanya pengen makan orang, apakah ini normal? Oh sepertinya aku terjangkit alergi ujian :v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ustadz Jidan, bapaknya Aji sama Adam. Yang punya pohon mangga, yang nyiram, yang ngomel- ngomel karena tahu tahu mangganya abis dia gak kebagian. Bandar toko klontong. tokonya banyak sering diambilin daganganya sama anak sendiri. Single parents.

PASUTRI GAJE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang