39

1.2K 93 21
                                    

Yok yang belom vote dari part satu, buruan vote!

Ada typo bilang ya! Jangan diem aja:)
Vote banyak! Up cepet!


Happy reading

Sudah dua hari Iqbal belum tersadar dari kritisnya. Selly yang tak henti hentinya menemani dan selalu di samping Iqbal. Adnan sampai khawatir kalau Selly sampai sakit karena setiap hari harus tidur di sofa rumah sakit.

Dua hari ini pula Selly tidak masuk sekolah demi bisa menemani Iqbal. Adnan yang rela meminjamkan buku catatan temannya dan di kasihkan pada Selly untuk di salin. Tak lupa Selly juga menyalinkan untuk Iqbal.

Setiap hari pula sahabat, Adnan dan orang tua Selly maupun Iqbal datang bergantian untuk menjenguk Iqbal. Adnan pun dua hari ini ikut menemani Selly berjaga dimalam hari. Tapi paginya dia pamit untuk sekolah.

Selly paling pulang hanya untuk mengambil baju dan akan segera kembali lagi ke rumah sakit. Dan sekarang Selly sedang pergi ke bawah untuk membeli makanan. Untungnya Lisa, mamah Iqbal datang, jadi Selly bisa pergi sebentar untuk ke bawah.

Setelah membeli makanan dan beberapa minuman, Selly kembali menuju ruang dimana Iqbal di rawat. Dengan menenteng keresek berisi makanan Selly masuk ke dalam ruangan yang penuh dengan bau obat. Sayup sayup Selly mendengar Lisa yang mengucap syukur dan tertawa ceria. Setekah melihat ada apa, ternyata Iqbal sudah sadar dari kritisnya. Dia sedang di suapi makanan oleh mamahnya


Selly berjalan mendekat dan langsung memeluk Iqbal erat. Tidak tahu kalau tangan Iqbal masih sakit. Lisa segera keluar untuk memberi mereka waktu berdua. Lisa pamit mau ke kantin sebentar untuk membeli minum buat dirinya.

"Iqbal."ucap Selly sambil terus memeluk Iqbal seperti tidak ada hari esok.

Iqbal yang ada di dekapan Selly hanya meringis karena luka ditangannya ngilu dan juga terkekeh karena ulah selly.

"Lo jahat banget sama gue. Gue udah nangis sampe air mata gue habis satu ember. Kalau ditampung bisa tuh penuh satu ember."ucap Selly kesal tapi air matanya juga ikut keluar. Terharu karena sekarang Iqbal sudah sadar dari kritisnya.

"L-lo ju-ga sih nga-pain nolong-in gue. Lo kan yang ja-di ma-suk rumah sa-kit. Gue se-dih tau liat Lo kaya gini. Gue pi-kir lo bakal ning-galin gu-e."ucap Selly sesegukan sambil berusaha menghapus air matanya yang semakin deras

Iqbal terkekeh dan menjulurkan tangannya untuk menghapus air mata Selly.

"Gue ikhlas nolongin lo. Gue ngga papa kok udah ih jangan nangis lagi. Jelek tau."ledek Iqbal sambil mencubit pipi Selly

"Lo ja-hat Iqbal, masa tidurnya lama banget. Sampe dua hari. Lo ngga tau yah gue dua hari terus terusan nangis nung-guin lo."ucap Selly belum menyelesaikan omongannya yang sudah dua hari ini dia pendam

"Iya maaf. Ini sekarang gue udah bangun. Udah ya jangan nangis lagi."ucap Iqbal menenangkan Selly

"Gue tuh sayang banget sama lo. Gue ngga mau Lo ninggalin gue."ujar Selly lagi dan kembali memeluk Iqbal

Iqbal menerima pelukan Selly dan mengusap usap rambut Selly.

"Gue juga sayang sama lo. Gue lebih takut kehilangan lo dibanding kehilangan nyawa gue Sell. Gue sayang sama lo lebih dari sahabat."bisik Iqbal lembut di telingan Selly.

Selly yang kaget dengan penuturan Iqbal mendongakkan kepalanya dan melepaskan pelukannya. Menatap Iqbal dan berusaha menghapus air matanya yang mengganggu penglihatannya.

"Hah."ucapan Selly tercekat, "Iq-bal."ucap Selly masih gugup

"Maaf sell. Maafin gue yang ngga bisa jaga persahabatan kita. Gue ngga tau kenapa cinta ini muncul. Gu-e-,"ucapan Iqbal tercekat

Cuek Tapi Romantis [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang