17-NoE

654 81 3
                                    

Contains🔞:
Violence
18+ (NSFW-psycho things)
Murder
Rape

5 tahun lalu...

Erwin menancapkan pisaunya ke meja kayu yang ia gunakan untuk belajar di kamarnya. Pisau itu dihadiahkan untuknya dari orangtuanya. Katanya untuk mengikuti jejak mereka kelak.

Erwin terdiam menatap pisau lipat itu. Di otaknya tidak ada kata membunuh. Dia bahkan tidak bisa melakukannya.

Lelaki pirang itu mengambil ponselnya. Dengan lincah, jarinya menghubungi seseorang. Pertama, ia menghubungi temannya, Mike. Lalu kedua, ia menghubungi lelaki mungil kesayangannya.

<Hai...>

"Levi, kau di rumah?" tanya Erwin.

<Ya, dan aku sedang sibuk. Sampai jumpa Er->

"Levi tunggu! Hei!" pekik Erwin.

Erwin mengusap wajahnya kasar saat ia mendengar hembusan nafas berat dari Levi dan juga suara datar itu.

<Hentikan ini Erwin. Aku berjanji akan mencari kebahagiaanku sendiri. Kumohon hentikan semua ini...>

Erwin tidak menjawab. Giginya bergemeletuk di dalam mulutnya.

"Tidak. Kau yang hentikan ini Levi. Kau bahkan tidak mendengarkanku!" seru Erwin.

Levi hanya diam di seberang sana. Erwin tidak tahu apa yang Levi pikirkan, tapi Erwin tahu kalau Levi masih mencintainya. Bukan pasti, tapi harus.

"Apa menurutmu lima tahun adalah waktu yang singkat? Kau tidak bisa-"

<Kau sudah memiliki istri Erwin! Kau memiliki istri yang cantik dan dia seorang wanita!> jerit Levi.

Dari suaranya, Erwin bisa memahami bahwa lelaki mungilnya tengah menahan tangisan. Erwin terdiam sejenak saat memikirkan air mata yang mengalir dari mata Levi. Dulu, Erwin akan sangat membencinya. Tapi sekarang, ia malah dengan kurang ajarnya membayangkan betapa seksinya Levi yang terbasuh oleh air mata sedang mengisap penisnya.

"Yang kucintai itu dirimu," kata Erwin dengan suara serak menahan nafsunya.

<Kau berubah Erwin... kumohon berhenti. Hentikan semua ini dan jangan pernah menghubungiku lagi> isak Levi.

Levi tahu. Dia memang tahu semuanya sekarang. Tentang Marie dan perjodohan Erwin. Maka dari itu Levi memutuskan untuk menjauhi Erwin. Setidaknya itulah yang diketahui Erwin. Tapi, bukan itu yang membuat Erwin terdiam. Berubah? Dirinya?

"Kau..."

<Tidak. Tunggu. Ugh... aku akan ke sana untuk mengembalikan beberapa barang. Setelah itu, kumohon jangan hubungi aku lagi Erwin...>

Namun, sebelum Erwin sempat mengatakan sepatah kata pun, Levi sudah menutup panggilan itu. Erwin benar-benar terdiam saat itu. Ia berubah...?

Never or Ever//EruRiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang