6-NoE

984 108 14
                                    

Farlan menarik sarung tangan hitamnya. Sudah beberapa hari terakhir ini dia tidak bisa menghubungi Levi, bahkan dia tidak melihat Levi di rumahnya. Bukannya tidak ingin, tapi ia benar-benar tidak bisa. Levi tidak aktif sejak beberapa hari yang lalu, membuatnya khawatir. Bahkan rumah Levi seperti ditinggal. Sejak terakhir kali mereka bertemu, tidak pernah ada tanda-tanda dari Levi lagi.

"Farlan kau baik?" tanya seorang lelaki pirang dengan jambang yang cukup panjang, Thomas Wagner.

Farlan meliriknya sekilas kemudian mengangguk. Lelaki itu menarik nafasnya dalam berusaha menenangkan dirinya sendiri.

"Sudah siap?" tanya lelaki itu lagi.

"Ya, apa Komandan Carlo sudah memastikan posisi Erwin Smith?" tanya Farlan.

"Ya, kali ini dia akan hadir di acara pengesahan kerjasama antara keluarga Smith dan Jaeger," jawab Thomas.

Farlan melihat jam yang melingkar di tangannya kemudian melepaskannya. Jam dari Levi saat ulang tahunnya dua tahun lalu.

"Jamnya?" tanya Farlan.

Keduanya memasuki mobil kuruma hitam dengan Farlan yang menyetir.

"Tiga puluh menit dari..." Thomas menjeda ucapannya sebentar saat melihat jam di ponselnya, "sekarang."

Farlan menginjak pedal gasnya. Ia melajukan mobilnya dengan cepat, membelah jalanan yang begitu padat.

"Siapa yang sudah siap di sana?" tanya Farlan.

"Komandan Carlo sudah ada di sana bersama Charlotte dan Kuklo. Yelena, Reiner, Pieck, dan beberapa anggota FBI sisanya sedang bergerak menuju ke sana," jawab Thomas.

"Reiner bisa mengatasi mereka," gumam Farlan.

"Aku percaya itu, tapi kita tetap harus ke sanakan," jawab Thomas.

"Hanya... cepat selesaikan ini dan aku harus segera mencari Levi," kata Farlan, dia menambah kecepatan mobilnya.

Tak lama, mereka sampai di sebuah hotel yang ramai. Hotel itu terlihat tidak ada hubungannya dengan mafia. Meski ini adalah hotel yang dipenuhi oleh orang-orang berkeuangan tinggi dan kaya raya, tapi sepertinya tidak sedikit dari mereka yang bukan merupakan penjahat dunia bawah tak tersentuh itu.

"Ada yang aneh," kata Farlan.

Farlan memelanlan laju mobilnya dan menghentikannya tepat sebelum masuk ke daerah parkir hotel.

"Aneh? Apanya yang aneh? Oi, kenapa berhenti di sini?" tanya Thomas bingung.

"Erwin Smith bukan sembarang mafia. Dia paling dicari karena dia seseorang yang berada di puncak rantai makanan saat ini. Dia membawa usaha gelap keluarganya dengan cara yang ekstrim. Apa kau pikir orang sepertinya akan melakukan hal seteledor ini?" tanya Farlan.

Farlan meletakkan tangan di dagunya, terlihat berpikir agak keras. Thomas yang menyadari hal itu dari perkataan Farlan segera terkesiap.

"Dia terlalu mengekspos keberadaannya," kata Thomas.

"Tepat," jawab Farlan.

"Bukankah itu artinya ada yang sengaja menuntun kita kemari?" desis Farlan.

Farlan melepaskan sabuknya diikuti Thomas. Keduanya berlari masuk ke dalam, namun sebelum mereka masuk, mereka melihat bawahan Erwin Smith yang sudah berhasil menahan anggota FBI lainnya.

"Thomas!" seru Farlan.

Farlan menarik Thomas, bersembunyi di balik dinding di sisi pintu gedung agar tidak terlihat. Ia sedikit mengintip, memastikan keadaan. Sekarang bagaimana? Mereka termakan jebakan Smith gila itu. Farlan menatap Thomas, Thomas balas menatapnya seolah meminta rencana.

Never or Ever//EruRiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang