Hari ini tidak ada yang spesial. Tapi entah mengapa El ingin tampil berbeda. Long dress dengan gaya kerah v neck dengan ukuran panjang dress hingga mata kaki menjadi pilihannya hari ini. High heels 5cm tampak menghiasi kedua kakinya.
El tampak anggun hari ini. Sebenarnya ini bukanlah ciri khasnya. Tapi entahlah, dia hanya ingin tampil berbeda. Atau mungkin ini efek beberapa hari lalu bertemu dengan Billy dan wanita yang menyatakan dirinya sebagai calon istri Billy.
"Tidak, aku tidak iri pada wanita itu, ini murni karna aku ingin tampil beda" Kata El menggumam sendiri.
El sedang sibuk merias diri tanpa sadar Ahra tengah memperhatikannya.
"Ada apa denganmu hari ini? Tidak biasanya berpakaian seperti itu?" Tanya Ahra sambil bersedekap. Berdiri didepan pintu kamar dengan tatapan terus terarah pada sahabatnya itu.
"Kenapa? Aku cantik kan?"
Dengan percaya diri El tersenyum bangga dan berpose layaknya wanita paling cantik. Ahra memutar matanya malas.
"Apanya yang cantik? Kau aneh"
Ahra membalikkan badannya meninggalkan El yang masih sibuk sendiri. Fai sejak pagi sudah berkecimpung didapur. Membuat sarapan untuk ketiganya.
"Penyakit aneh El kambuh lagi" Kata Ahra sambil duduk dikursi dekat dapur.
"Hah? Maksudnya?"
Fai menghentikan kegiatannya dan mengerutkan kening. Bingung dengan apa yang dikatakan Ahra.
"Lihat saja nanti"
Ahra mengambil piring berisi nasi goreng buatan Fai. Memakannya dengan lahap tanpa menunggu kedua sahabatnya. Fai mengangkat kedua pundaknya tak peduli. Hafal benar dengan sikap Ahra yang tidak tahan melihat makanan. Fai menyusul Ahra duduk dikursi dan memakan sarapannya.
"Selamat pagi semua!!!" Suara khas milik El menghentikan kegiatan makan Fai dan Ahra.
"Selamat pa...... Uhuk uhuk"
Fai baru saja ingin membalas sapaan pagi dari El. Namun saat melihat penampilan El yang berbeda, dia jadi tersedak hingga membuatnya terbatuk. Ahra langsung menyodorkan air minum pada Fai. Menepuk sedikit punggungnya.
"Pelan-pelan saja Fai, tidak ada yang akan merebut makananmu" Kata El cuek.
El mendudukkan pantatnya dikursi didepan Fai dan Ahra.
"Apa kau sadar, kau yang membuatnya tersedak begini" Kata Ahra sambil menatap El kesal.
"Aku??? Ada apa denganku?" Tanya El menunjuk dirinya sendiri.
"Huft... Kali ini kau jatuh cinta pada pria mana lagi?" Bukannya menjawab pertanyaan El, Fai malah balik bertanya. Dia juga menatap El intens.
"Aku tidak jatuh cinta, memangnya kenapa?"
"Lalu apa yang membuatmu dengan tiba-tiba memakai long dress? Setauku, itu bukan style kesukaanmu"
"Sesekali aku ingin tampil beda, memangnya salah?" El cemberut.
"Tidak salah, hanya saja pengalaman cintamu yang kemarin, sedikit membuat kami trauma, jadi...."
"Ya ya aku tau, lupakan hal itu, sekarang aku ingin melanjutkan hidupku, anggap saja itu tidak pernah terjadi" Kata El memotong perkataan Ahra.
"Kami dengan mudah melupakannya, tapi bagaimana denganmu?"
El terdiam. Jauh didasar hatinya, memang masih sedikit tertinggal rasa untuk Billy. Entahlah El sendiri tidak mengerti dengan dirinya. Racun apa yang sudah diberikan Billy padanya. Ingin El menganggap semua yang berhubungan dengan Billy, hanya ilusi semata. Namun seperti ada yang mengganjal, yang seolah belum rela kisah ini berakhir begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love For Eleanor
Genel KurguKutulis kisah ini untuk banyak orang. Untuk mereka yang pernah terluka dan ragu untuk kembali membuka hatinya. Tentang rasa yang datang tiba-tiba. Lalu dengan cepat menorehkan luka. Bukan hanya tentang sang wanita, Kutulis pula tentang sang pria. T...