BAGIAN 25

16 6 3
                                    

Dinikmatin aja ya walau ceritanya rada aneh dan membosankan.

Selalu berterima kasih untuk orang2 yg udah dukung dan yg mo vote dan koment cerita kagak jelas ini.

Happy reading!!!!

🌺🌺🌺

Benar kata pepatah, jika sedang kasmaran, dunia terasa milik berdua. Seperti El dan Diaz saat ini, tengah menikmati waktu berdua. El duduk berdampingan dengan Diaz yang sedari tadi memeluk bahunya. El menyandarkan punggungnya didada bidang Diaz.

Sudah beberapa menit lalu keduanya dalam posisi serupa. Diaz datang ke Apartement El sore tadi. Niatnya hanya mengantar makan malam. Namun berlanjut hingga malam menjelang.

"Diaz, boleh aku menanyakan sesuatu?" Tanya El membuka obrolan.

"He'em" Diaz hanya menjawab dengan gumaman.

El sedikit memiringkan tubuhnya agar bisa bertatapan dengan Diaz.

"Nanti acara pertunangan kita diadakan dimana?"

"Terserah kau saja, aku ikut kemauanmu" Jawab Diaz enteng.

"Sebenarnya aku ingin acara pertunangan kita diadakan dirumah mama. Hanya saja..."

"Hanya saja kenapa, hmm?" Diaz mengangkat dagu El dan mengarahkan wajah El agar menghadap padanya.

Diaz sudah tau mengenai kepergian El dari rumah orang tuanya. Selain dari Ahra, tentu ibu El adalah orang yang paling berjasa menceritakan semua hal mengenai El.

"My queen, aku tau mungkin kau sakit hati karna merasa dibohongi oleh orang tuamu sendiri. Tapi itu semua sudah berlalu. Ayahmu juga sudah pergi. Ibumu juga pasti kesepian sekarang. Kau satu-satunya keluarga yang dia miliki. Aku tidak akan memaksamu untuk kembali pulang, tapi cobalah untuk berdamai dengan masa lalu"

"Diaz, maukah kau menemaniku datang kerumah besok?"

Diaz tersenyum. "Tentu, kapanpun kau ingin datang kerumah orang tuamu, aku siap menemanimu"

El memeluk Diaz erat. Diaz membalas pelukan El tidak kalah erat. Membelai lembut rambut El. Besok, El akan mencoba pulang. Mungkin akan sulit, tapi El percaya ketika Diaz berada disampingnya semua akan baik-baik saja.

"Oya, kau ingin acara lamaran kita seperti apa?" Tanya Diaz seraya melonggarkan pelukannya tapi tidak melepaskan tubuh El dari dekapannya.

El mendongak menatap Diaz. Lalu senyumnya terbit membuat Diaz gemas untuk menciup pipi El.

"Aku ingin acara yang sederhana. Aku tidak ingin berlebihan. Yang terpenting khitmad dan berkesan" Jawab El penuh binar bahagia.

"Begitu ya" Diaz mengangguk-anggukkan kepala.

El menegakkan tubuhnya. "Diaz, aku mohon jangan salah paham ya. Aku tau kau bisa saja membuat pesta mewah bahkan lebih dari yang bisa aku bayangkan. Tapi ini impianku dari dulu. Acara tunangan yang sederhana yang hanya dihadiri sahabatku dan orang-orang terdekat saja" Raut wajah El terlihat cemas. Takut Diaz tersinggung karna dia hanya ingin pesta yang sederhana.

Love For EleanorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang