BAGIAN 3

85 74 48
                                    

        "Oh, I don't know what you've been told
But this girl right here's gonna rule the world
Yeah, that's where I'm gonna be because I wanna be
No, I don't wanna sit still, look pretty"
     
        Lagu milik Daya itu mengalun memenuhi kamar disalah satu apartement. El mengerjap-ngerjapkan kedua matanya. Masih mengumpulkan nyawanya setelah semalaman berkelana dibawah alam sadarnya.

        Kembali ponselnya mengalunkan lagu kesukaannya. Dengan malas, El meraih ponsel yang diletakkan di meja nakas. Tanpa melihat siapa yang meneleponnya pagi-pagi, El langsung menjawab telepon tersebut.

"Halo?" El menyapa orang yang meneleponnya.

"Kau tidak membaca pesanku? Aku menunggumu" Kata suara diseberang sana.

         El mengernyit. Lalu menjauhkan ponselnya demi memastikan siapa orang yang meneleponnya. Nomer tidak dikenal dan El yakin kemarin tidak bertukar nomer ponsel dengan Billy.

"Halo El, kau masih disana?" Suara Billy menyadarkan El.

"I... Iya, ma'af ya aku belum sempat membuka sosial media"

"Pantas saja, aku fikir kau tidak berniat menemuiku"

"Bagaimana kau tau nomer ponselku?"

"Apa kau lupa, disosial mediamu, kau mencantumkan nomer ponsel"

        El menepuk keningnya. Bagaimana dia bisa lupa jika mencantumkan nomer ponsel disosial media agar para kliennya lebih mudah menghubunginya.

"El..." Lagi-lagi suara Billy menyadarkan El.

"Heheheh iya, aku lupa" El cengengesan sendiri seperti orang gila.

"Baiklah, aku akan pulang sekarang, kita bertemu lain waktu saja"

"Eh? Tunggu, memangnya kau dimana?"

"Ditaman dekat halte bus pinggir kota"

"Hah? Sejak kapan?"

"Apanya yang sejak kapan?"

"Kau, sejak kapan kau disana?"

"Owh, aku mengirimimu pesan untuk bertemu disini, aku fikir kau langsung membaca pesanku, jadi..."

"Sudah berapa lama kau disana?"

         Belum selesai Billy dengan perkataannya, El sudah lebih dulu memotong.

"1 jam yang lalu, mungkin"

"A... Apa!!!!???"
 
        Tanpa sadar El berteriak. Membuat Billy diseberang sana menjauhkan ponselnya. Sadar dengan yang dilakukannya, El pun merasa bersalah.

"Ma'af... Ma'af aku tidak bermaksud..."

"Tidak apa-apa, hmm... Baiklah aku tutup teleponnya ya?"

"Tunggu... Tunggu, hmm... Bisakah kau menunggu 15 aaaaaah 30 menit lagi? Aku akan segera kesana"

            Tidak ada jawaban dari Billy. El jadi berfikir jika Billy tidak bersedia menunggunya lagi.

"Aku janji tidak akan lama" El berusaha meyakinkan Billy.

"Hmm... Baiklah aku akan menunggumu"

"Baiklah... Tunggu sebentar ya" El memutus hubungan teleponnya lebih dulu.

           Dengan tergesa-gesa, El melangkah kekamar mandi. El hampir terpeleset dikamar mandi karna tidak hati-hati. Entahlah El tidak pernah sebahagia ini bertemu seseorang. Apalagi seorang pria yang baru dikenalnya.

🌺🌺🌺

           Sekitar 35 menit berlalu. Tapi El tidak juga menampakkan batang hidungnya. Billy hampir putus asa dan akan melangkah meninggalkan taman itu. Namun El datang dengan penampilan yang sedikit kacau.

Love For EleanorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang