Hi everyone... i'm back.
Don't be bored with my story.
Dinikmatin aja walau membosankan. Diambil positifnya jikapun bermanfaat buat kalian.
So author cuma makhluk Tuhan. Yang pastinya banyak kesalahan. Jangan dihujat kalo banyak typo bertebaran. Cukup diingatkan lewat komenan.
Ok happy reading!!!!
🌺🌺🌺
Bahagia itu milik semua orang. Ada banyak hal terlewatkan untuk mendapatkannya. Ada juga yang dengan mudah mencapainya. Tapi setelah rasa bahagia itu masih ada masa-masa yang lebih panjang. Hanya sekuat apa kita menjalani hari panjang itu.
Hari ini adalah salah satu hari bahagia untuk sejoli yang akan melangsungkan pertunangan. Diaz ditemani Aro dan Sharga terlihat sedikit gugup. Baru acara tunangan saja sudah segugup ini. Apalagi ijab kabul nanti.
"Minum dulu Diaz" Tawar Aro sambil menyodorkan botol air mineral.
Diaz menerima botol itu dan langsung menegak airnya hingga tersisa setengah.
"Gugup?" Tanya Sharga yang bersandar dipinggir meja.
Diaz menjawab dengan anggukan kepala. Suaranya seolah tertelan karna rasa gugupnya.
"Tenang saja, kau bisa menghadapi banyak investor dan klien perusahaan besar, menghadapi keluarga El pasti tidak jadi masalah" Kata Sharga enteng.
Diaz mendengus. Kalau hanya bicara, Diaz juga bisa. Masalahnya Diaz tidak pernah membayangkan akan menyunting anak orang. Belum lagi hanya Sharga keluarga yang menemaninya. Ditambah Aro yang cukup membantu.
Fikiran-fikiran negatif tentangnya dimata keluarga El yang lain juga memicu kegugupan Diaz. Bukan tidak mungkin bibi, paman, sepupu, keponakan El memandang rendah dirinya. Walau semua orang tau kalau Diaz adalah bagian dari keluarga Pradipta, tetap saja rasa khawatir itu ada.
Pintu kamar terbuka. Menampilkan sosok cantik dengan perut yang sedikit menonjol. Siapa lagi jika bukan Ahra. Satin dress yang dikombinasi dengan kain tulle dan bawahan berupa kain ikat batik membuat ibu hamil itu begitu elegan.
Melihat istrinya yang begitu anggun, membuat Sharga tidak bisa menahan diri untuk tidak menghampirinya.
"Ayo siap-siap, kita harus segera kerumah El" Perintah Ahra.
Diaz menghela nafas sebelum berdiri dan mengikuti Ahra dan Sharga yang melangkah lebih dulu. Lalu Aro mengikuti disampingnya. Memakai mobil milik Diaz, mereka menuju kerumah El.
Dibelakang mobil yang dikemudikan Aro itu, beberapa mobil lain mengikuti. Mobil-mobil itu berisi bodyguard suruhan Sharga. Hanya untuk jaga-jaga karna bisa saja ada beberapa orang yang berniat jahat. Terlebih acara pertunangan Diaz dan El diadakan diluar lingkungan property milik keluarga Pradipta.
"Waaaaah aku sudah seperti sopir pribadi anggota kerajaan saja" Komentar Aro saat melihat kearah spion.
"Dan aku seperti putri kerajaan yang dikelilingi tiga pangeran" Sambung Ahra tidak mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love For Eleanor
General FictionKutulis kisah ini untuk banyak orang. Untuk mereka yang pernah terluka dan ragu untuk kembali membuka hatinya. Tentang rasa yang datang tiba-tiba. Lalu dengan cepat menorehkan luka. Bukan hanya tentang sang wanita, Kutulis pula tentang sang pria. T...