BAGIAN 26

9 2 10
                                    

Hello all!!! i'm back. Thank you for sticking with this story.

Sorry if there is a typo or misspelling.

So happy reading!!!!

🌺🌺🌺

Tidak ada hari yang lebih menyenangkan selain hari ini bagi El. Ditemani ibu tercinta menyiapkan dekorasi untuk acara pertunangannya, senyumnya tidak memudar sedikitpun dari wajahnya. Ada Fai, Aro juga Ahra dirumah mendiang ayah El. Sementara Sharga dan Diaz akan menyusul sepulang dari kantor nanti.

Ahra membantu yang tidak terlalu berat. Mengingat tubuhnya tidak bisa diajak terlalu lelah. Ditambah lagi pesan Sharga yang sudah memberinya ultimatum untuk tidak terlalu kelelahan.

Tidak banyak yang dilakukan. Karna memang hanya acara sederhana. Selain Aro, Fai dan Ahra, orang kepercayaan ibu El juga turut membantu.

"Ayo berhenti dulu, ibu membuat sedikit kue untuk kalian, ayo dicoba" Ibu El membawa nampan berisi kue milo.

Aro adalah orang pertama yang langsung sumringah mendengar kata kue. Tidak menunggu lama, Aro baru akan mengambil sepotong. Namun tangannya dipukul Fai.

"Awwwssss, kenapa Fai?" Aro mengelus tangannya yang kena pukulan Fai.

"Cuci tangan dulu" Fai melangkah menuju wastafel didepan kamar mandi.

Sambil menggerutu, Aro mengikuti. Mencuci tangan ditempat yang sama. Begitu juga yang lain.

"Aaaaaaaa selamat menikmati!" Seru Aro dengan sepotong kue milo ditangannya. Baru akan memasukkannya kedalam mulut, El yang kali ini menahannya.

Aro cemberut dan menatap kearah El. "Apalagi sekarang?"

"Jangan lupa berdo'a" Jawab El mengingatkan.

Bukan hanya Fai dan Ahra yang terkejut mendengar jawaban El. Sang ibu juga tidak percaya El sedikit berubah. Dulu jangankan mengingatkan orang lain berdo'a. El sendiri juga jarang berdo'a.

Aro memutar matanya jengah. Namun tetap menuruti perkataan El. Selesai berdo'a, Aro yang sudah tidak sabar menikmati kuenya, lagi-lagi mengurungkan niatnya. Kali ini Ahra yang dengan jahilnya memakan kue yang ada ditangan Aro.

"Ahra!!!!!!" Teriak Aro kesal.

Bukannya merasa bersalah, Ahra malah cekikikan tidak jelas. Aro memandangi kue ditangannya yang tinggal setengah.

"Sudah, ini masih banyak untukmu" Kata Ibu El menengahi.

"Ck, kalian bertiga tidak bisa apa, kalau tidak menjahiliku?" Gerutu Aro sambil memakan sisa kue ditangannya. Masa bodoh kue itu bekas gigitan Ahra.

"Memang tidak bisa hahahahahah" Ahra tertawa terpingkal-pingkal.

"Owh lucu sekali. Lihat nanti jika Sharga dan Diaz datang. Akan kuadukan kelakuan kalian" Ancam Aro.

"Dasar tukang mengadu" Cibir Fai.

"Biar saja, wleeeeee" Aro menjulurkan lidahnya kearah Fai, mengejek.

Ibu El geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabat-sahabat anaknya itu. Tapi ibu El tetap mengucap syukur. Setidaknya dengan adanya mereka, El tidak kesepian. El dikelilingi orang baik dan peduli dengannya.

El menatap satu persatu sahabatnya. El pernah menutup diri dan merasa sepi saat sendiri. Mungkin tidak sepenuhnya rasa sepi itu hilang. Namun perlahan, dia akan membuka lembaran hidup yang baru.

Love For EleanorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang