Bagian ini author bagi dua ya guys... Ma'apkan jika bagian ini gantung heheheheh. Please jangan dihujat.
Happy Reading!!!!
🌺🌺🌺
El sedang uring-uringan sedari subuh. Pasalnya tidak ada satupun baju yang pas baginya untuk dipakai kencan dengan Diaz. Kamarnya sudah seperti kapal pecah. Beberapa helai baju tercecer dilantai. Hampir semua isi lemarinya dikeluarkan oleh El. Tapi tetap saja tidak ada yang menurut El cocok.
Biasanya El tidak begitu peduli mau berpakaian apa saja saat berkencan dengan seorang pria. Terkadang El hanya memakai kaos longgar dan hot pants. Atau hanya kaos yang dipadukan dengan jaket serta celana jeans. Entah mengapa, kali ini El ingin tampil berbeda didepan Diaz. Katakan saja dia ingin terlihat sempurna.
El mengacak rambutnya frustasi. Tadinya dia ingin meminjam dress milik Ahra. Difikir lagi, dress sepertinya kurang cocok, mengingat dia tidak tau Diaz akan mengajaknya kemana dikencan pertama mereka ini. Lalu opsi kedua pinjam pakaian Fai.
El menggeleng tidak setuju dengan ide yang terlintas dibenaknya. Sudah tau bagaimana Fai bukan. Wanita tomboy itu sudah dipastikan hanya memiliki kaos dan jeans ala pria didalam lemarinya. El putus asa dan menyerah. Dia akan memakai apapun jika tidak ada waktu.
"Drrrrtttt... Dddrrrrrtt... Ddddrrrrrttt"
Ponsel dimeja kecil samping kasur El bergetar. Tanpa menunggu lama, El meraih ponselnya dan langsung menerima panggilan tanpa melihat siapa yang menelepon.
"Hallo" El duduk bersandar dikepala kasur.
"Sudah bangun rupanya, kufikir masih tidur" Suara Diaz diseberang sana terdengar menahan senyum.
"Ya, aku terbiasa bangun pagi" El memukul pelan kepalanya sendiri. Harusnya dia tidak perlu berbohong untuk sesuatu yang tidak penting.
"Owh benarkah? Aku rasa ini terlalu pagi, apa yang kau lakukan dipagi buta begini?"
"Makan" Hanya kata itu yang terlintas dikepala El saat ini.
"Makan? Kau makan jam 4.30 pagi?"
"I-iya, memangnya ada yang salah?"
El merutuki dirinya sendiri yang sama sekali tidak pandai berbohong. Jangankan makan, cuci muka saja tidak. Saat bangun tidur tadi, El langsung mengobrak-abrik isi lemarinya. Bahkan El hanya tidur beberapa jam saja karna memikirkan kencannya bersama Diaz.
"Tidak ada yang salah, sarapan pagi lebih awal pasti sudah menjadi kebiasaanmu, oya jangan lupa kencan kita"
Diingatkan lagi tentang kencan, El menatap miris kesekitar kamarnya yang sudah tidak lagi berbentuk. Fai atau Ahra bisa mengamuk jika berkunjung dan melihat kondisi kamarnya seperti ini.
"El? Kau masih disana?"
"Ah ya, tentu aku ingat. Kau bisa menjemputku di Apartement"
"Baiklah, aku akan menjemputmu jam 8 ya"
"Ya, aku akan siap jam 8, eh tunggu jam 8?? Kau akan menjemputku jam 8? Apa tidak terlalu pagi? Ah maksudku... Ya baiklah aku akan siap jam 8" El dengan terpaksa harus mengiyakan perkataan Diaz.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love For Eleanor
Fiksi UmumKutulis kisah ini untuk banyak orang. Untuk mereka yang pernah terluka dan ragu untuk kembali membuka hatinya. Tentang rasa yang datang tiba-tiba. Lalu dengan cepat menorehkan luka. Bukan hanya tentang sang wanita, Kutulis pula tentang sang pria. T...