BAGIAN 18

18 12 0
                                    

Holla... Buat kamu yang baca cerita ini pliss kasih tau apa kurangnya cerita ini. Buat yang ngikutin cerita ini dari awal terima kasih banyak. Semoga nggak pernah bosen ya...

🌺🌺🌺

Langit begitu mendung pagi ini. Tidak ada sinar matahari satupun yang masuk kecelah jendela seperti biasa. Membuat 3 wanita yang masih bergelung dibawah selimut semakin mengeratkan selimutnya.

"Tok tok tok" Suara seseorang mengetuk pintu terdengar memecah kesunyian pagi itu. Namun tidak ada dari ketiga wanita itu yang beranjak dari tempat tidur.

Tidak lama terdengar dering ponsel salah satu dari mereka. Tapi lagi-lagi ponsel itu hanya dibiarkan begitu saja.

"Aish... Kemana mereka sebenarnya? Apa mungkin sudah pergi ke restoran? Tapi mobil Fai masih disini" Gumam Aro yang berdiri didepan tempat kost 3 wanita itu.

Kembali Aro mengetuk pintu tempat itu. Kali ini sedikit lebih keras. Entah berapa kali, terdengar suara barang jatuh dari dalam.

"Fai! Ahra! El! Apa kalian didalam? Buka pintunya" Teriak Aro sambil terus mengetuk pintu.

Ahra muncul sambil menguap lebar. Aro menggelengkan kepalanya. Heran melihat penampilan calon istri Sharga itu. Aro yakin Sharga akan berfikir dua kali jika melihat calon istrinya dengan bentuk seperti sekarang.

"Kau berisik sekali, Aro" Kata Ahra sambil menyandarkan tubuhnya dipintu.

"Ck apa yang kalian lakukan semalam sampai tidak bisa bangun pagi?" Tanya Aro yang sudah melenggang masuk tanpa menunggu Ahra mempersilahkan.

Melihat hal itu, tentu saja Ahra melotot marah. Dia paling tidak suka ada pria yang masuk ke tempat kost. Tapi berhubung dia sudah mengenal Aro, jadi dia biarkan saja. Ahra tidak menutup pintu depan. Itu dilakukan agar tidak menimbulkan kecurigaan penghuni kost yang lain. Walaupun bukan hanya Ahra dan Aro yang ada didalam, tetap saja Ahra merasa risih.

Aro meletakkan bungkusan yang dibawanya diatas meja. Lalu tanpa diminta, Ahra mengambil piring dan sendok di dapur. Ahra kembali keruang tamu dan menyerahkan piring serta sendok pada Aro.

"Owh terima kasih, ini untukmu" Aro menyerahkan sebungkus makanan pada Ahra. Wanita itu tidak langsung mengambilnya.

"Tenang saja, khusus untukmu tidak pakai sambal dan bawang" Ucap Aro meyakinkan dan seolah dapat membaca apa yang ada diotak Ahra.

Ahra langsung tersenyum lebar dan meraih bungkusan yang tadi disodorkan Aro. Tanpa banyak kata, Ahra makan dengan lahap.

"Jadi... Apa yang kalian lakukan semalam?" Aro kembali mengulang pertanyaan yang tadi belum sempat dijawab Ahra.

"Karaoke" Jawab Ahra singkat sambil terus menikmati makanannya.

Aro mengernyit "Karaoke? Dimana?"

"Disini, dikamar lebih tepatnya"

"Aku tidak tau kalau disini bisa berkaraoke, aku juga tidak dengar suara berisik"

Ahra meminum jus yang juga dibawakan Aro. Lalu menatap kearah Aro yang duduk disofa. Sementara wanita itu lebih memilih duduk dilantai.

Love For EleanorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang