BAGIAN 30

2 1 0
                                    

Ada yang masih setia kagak sama cerita ini? Ma'af ya kalo kagak sesuai sama ekspektasi hehehehhe.
Kuy lanjut lagi.....

🌺🌺🌺

"Tok tok tok.... Aro!!!! Cepat buka pintunya!!!"

Pagi buta pintu tempat kost Aro sudah diketuk oleh seseorang. Sementara Aro yang masih bergelung diatas kasur, tidak sedikitpun merasa terganggu. Aro malah semakin mengeratkan selimut ditubuhnya.

"Astaga.... Kemana anak itu?" Gumam seseorang yang sejak beberapa menit lalu mengetuk pintu kost Aro. Wanita itu adalah Fai.

Sudah lebih dari setengah jam berlalu, namun Aro sama sekali tidak ada tanda-tanda akan membuka pintu. Fai hampir putus asa dan akan beranjak pergi saat didengarnya suara dering ponsel Aro dari dalam. Tidak seberapa lama, terdengar suara khas orang bangun tidur.

"Aku tau apa yang harus kulakukan, aku pasti akan memenuhi janjiku jika kau menyanggupi perkataanku" Itu suara Aro, Fai mengenal suara khas milik Aro.

Kembali keadaan hening. Sepertinya Aro tengah mendengarkan lawan bicaranya diseberang sana. Lalu terdengar suara benda yang diletakkan dimeja dengan sedikit keras.

"Tlak"

Fai mengernyit bingung. Sebenarnya siapa yang menelepon Aro tadi hingga membuat Aro kesal. Fai memang tidak mengetahui secara langsung bagaimana Aro sekarang. Namun bisa dipastikan orang itulah penyebab mood Aro buruk. Lalu Fai tersadar tujuannya datang sepagi ini ketempat kost Aro.

"Tok... Tok... Tok" Kembali diketuknya pintu kamar Aro.

Tidak berapa lama, terdengar suara kunci diputar dan pintu terbuka. Aro dengan rambut berantakan berdiri sambil mengerutkan kening.

"Sedang apa kau disini? Terlalu pagi jika niatmu mengingatkanku untuk segera bekerja" Kata Aro.

"Ck, dasar sok tau" Sahut Fai kesal.

"Lalu?" Tanya Aro penasaran.

"Sikha, wanita itu sudah sadar" Jawab Fai.

"Owh... Kau pagi-pagi kesini hanya ingin memberitahukan hal itu?"

Fai mengangguk seperti orang bodoh. Aro menghela nafas. Tidak habis fikir dengan wanita dihadapannya ini. Kenapa tiba-tiba wanita ini berubah menjadi orang bodoh dalam satu malam.

"Kau bisa mengatakannya lewat ponsel tanpa harus sepagi ini menemuiku"

Fai menepuk keningnya sendiri. Merutuki dirinya sendiri yang begitu bodohnya.

"Lagipula Fai..." Aro mendekatkan wajahnya pada wajah Fai, membuat wanita itu mundur beberapa langkah.
"Sadarnya Sikha tidak ada hubungannya denganku"

"Kufikir kau sangat menunggu dia sadar, melihat betapa khawatirnya kau kemarin"

Aro menegakkan tubuhnya. Bersidekap mengingat kejadian kemarin. Padahal menurutnya itu hal yang biasa. Siapapun pasti akan melakukan hal yang sama jika melihat hal itu.

"Ah... Apa aku terlihat begitu?"

Fai mengangguk. Entah kenapa saat ini dirinya kelihatan begitu bodoh.

"Ya anggap saja begitu, lalu sekarang apa?"

"Kau tidak akan menjenguknya?" Bukannya menjawab pertanyaan Aro, Fai malah balik bertanya.

"Sepagi ini? Owh... Akan sangat menyenangkan jika kupakai waktuku untuk tidur, menjenguk Sikha bisa kapan saja. Lagipula, pasti sudah banyak orang yang saat ini menjenguknya"

Love For EleanorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang