Chek2... Yuhuuuuuu Author balik lagi neeeee !!!! Hehehhehehe
Ok... Kuy lanjut baca lagi cerita author.
Happy reading!!!
🌺🌺🌺
Sepenggal lirik lagu "my universe" milik Bts featuring Coldplay mengalun memecah kesunyian di kamar khas pria itu. Entah untuk keberapa kalinya lagu itu terus berbunyi meminta perhatian sang pemilik.
Jangan tanya dimana atau kemana pemilik benda persegi asal lagu itu. Sudah dipastikan jika hari libur tiba, tempat ternyaman adalah kasur. Dan disanalah pemiliknya berada.
Badan besarnya berada ditengah-tengah kasur. Dengan posisi tengkurap, tanpa baju hanya boxer yang menutupi tubuhnya. Sama sekali tidak terganggu dengan suara berisik dari ponsel miliknya.
"Tok tok tok" Terdengar suara pintu yang diketuk dari luar.
Merasa terganggu, pria yang masih setia diatas kasur itu menarik bantal guna menutupi telinganya.
"Tok tok tok" Kali ini ketukan itu lebih keras.
"Tuan Diaz!!!! Tuan Sharga menelepon!!!" Teriak Mila, salah satu pelayan dirumah itu.
Diaz menyingkirkan bantal yang tadi digunakan untuk menutupi telinganya. Lalu beranjak dari kasur dan mengambil kaos rumahan secara acak.
"Ck, sini teleponnya" Diaz membuka pintu dan meminta telepon rumah yang dibawa Mila.
Mila menyerahkan telepon rumah itu pada Diaz. Lalu tanpa mengatakan apa-apa lagi, langsung pergi.
"Iya Sharga, ada apa?"
"Jam berapa ini? Kan sudah kukatakan untuk menjemputku dan Ahra dibandara!!!!"
Suara Sharga terdengar memekakkan telinga. Membuat Diaz harus menjauhkan ganggang teleponnya. Diaz menepuk keningnya kala ingat jika hari ini harus menjemput Sharga dan Ahra di bandara.
"Hehehehhe aku lupa Sharga, ma'af"
Terdengar dengusan diseberang sana. Sudah dipastikan bahwa sahabatnya itu marah. Diaz berjalan mendekati meja kecil disebelah kasur. Melihat jam kecil yang terdapat dimeja tersebut. Sudah jam 09.05 dan dipastikan saat ini Sharga dan Ahra ada diperjalanan menuju rumah.
"Aku akan bersiap lalu menjemputmu" Diaz berbasa-basi mengatakan hal itu.
"Ck, sudah terlambat sebentar lagi aku sampai dirumah"
Diaz tersenyum membayangkan wajah kesal Sharga. Lalu sayup-sayup terdengar suara Ahra.
"Sudahlah, aku tutup teleponnya. Kufikir kau kemana tadi, sampai lupa menjemputku, ternyata tidur"
"Apa kau mengkhawatirkan aku?"
"Siapa yang tidak khawatir, kau satu-satunya saudaraku jadi jika terjadi sesuatu padamu, tentu aku khawatir"
Diaz bergidik ngeri. "Sudah hentikan, kau membuatku geli, ya sudah aku tunggu kalian dirumah"
Diaz memutus sambungan teleponnya tanpa menunggu perkataan Sharga. Diaz merebahkan kembali tubuhnya diatas kasur. Lalu terlintas nama El dibenaknya. Mau tidak mau pertemuannya di restoran Fai menyeruak begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love For Eleanor
Ficción GeneralKutulis kisah ini untuk banyak orang. Untuk mereka yang pernah terluka dan ragu untuk kembali membuka hatinya. Tentang rasa yang datang tiba-tiba. Lalu dengan cepat menorehkan luka. Bukan hanya tentang sang wanita, Kutulis pula tentang sang pria. T...