39. Serendipity's

1.1K 138 223
                                    

Jangan lupaaaa, vote and coment nya ya!
Terimakasi!
Happy reading! Enjoy!💫

"Ga apa-apa ya? Ngertiin, cowoknya lagi ada di masa terburuknya dan dia butuh sandaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ga apa-apa ya? Ngertiin, cowoknya lagi ada di masa terburuknya dan dia butuh sandaran. Mungkin cuma Chika sandaran dia. Lagian kan lo ada gue, tenang aja, gue ga akan ninggalin lo kok."

Aku mencoba untuk mengangkat kedua sudut bibirku, setidaknya sedikit saja untuk meyakinkan Kak Gaby bahwa aku baik-baik saja walau tak sepenuhnya, namun tetap tidak bisa.

Semuanya terasa berat.

Aku tidak bisa bohong bahwa aku kecewa. Karena jujur aku juga membutuhkan Chika, butuh di peluk olehnya, walau sekarang memang ada Kak Gaby, namun rasa nya tetap saja berbeda. Tapi ya aku bisa apa? Lagi-lagi aku harus mencoba untuk mengerti, seperti apa yang di bilang Kak Gaby.

Masalah Gito, jauh lebih berat di bandingkan aku saat ini. Mungkin memang benar Gito tidak memiliki sandaran lain selain Chika.

Aku menghembuskan nafas panjang, makin mengeratkan pelukanku pada Kak Gaby yang mengusap lembut puncak kepalaku, juga punggung belakangku.

Setidaknya aku harus bersyukur karena aku tidak benar-benar sendiri, ada Kak Gaby disini.

"Makasih ya, Kak. Lo selalu ada disamping gue."

******




Cuaca berubah kelabu dengan matahari yang perlahan bersembunyi di balik awan abu-abu, diikuti titik-titik hujan gerimis mulai berjatuhan membasahi bumi, menemani orang-orang berpakaian hitam yang memadati area pemakaman ini.

Aku terdiam menatap pemandangan ini.

Karena suasana ini--suasana yang sudah pernah aku alami.

Aku tidak ingin sebenarnya datang ketempat ini lagi, karena semua memori itu seakan kembali, teriakan dan tangisan seakan balik tergiang ditelingaku.

"Bunda...bangun..Bunda..bangunnn.."

"Please, Bunda bangun, jangan tinggalin Vivi.."

"Ayah! Bunda, Yah! Bunda! Tolong bilangin sama Bunda untuk buka matanya, jangan ditutup terus kayak gitu, Vivi takut!"

"Ayah! Bangunin Bunda!!"

"Bundaa!!!"

Aku langsung menutup kedua mata ketika merasakan suasana itu kembali terasa nyata, ia seakan terus berputar-putar di kepalaku. Aku menggeleng, berusaha mengenyahkan suasana menyakitkan itu dari pikiranku, menarik nafas dalam lalu ku hembuskan dengan perlahan.

Menyakitkan.

Aku seakan mempunyai trauma tersendiri dengan pemandangan semacam ini, juga tempat ini.

SERENDIPITY (Vikuy story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang