11. Dua Jiwa Dalam Satu Raga

964 132 3
                                    

Halo! Aku kembali lagi buat publish ulang, jangan males buat vote ya! mari saling menghargai satu sama lain hehe, aku tau mungkin sebagian dari kalian ada yang udah baca, tapi ayo bantu aku buat up lagi cerita ini😣

Setidaknya kalo kalian emang males comment gitu karena udh baca kan hehe. Atau kalian nunggu udah publish semua baru mau boom vote? Gapp its okay! Malah seneng wkwk (Gr dulu gpp kali ya😭) Tapi vote yak bantu hamba hahah

Terimakasih semuanya!🤗❤

**************

Di ruang musik, jam 15:30 sore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di ruang musik, jam 15:30 sore.

"Dia semalem udah ngomong sama gue bahwa dia ga mau sama Brayen." Vivi melirik Mira dengan heran sembari memetik senar gitarnya untuk menciptakan sebuah nada lagu dengan melody yang lembut.


"Dih? aneh banget sih lo ga mau sama orang seganteng Brayen? kalo lo ga mau mending buat gue aja, Mir. Eh? Olla! bagii, kenapa lo habisin semua sih," Jessi menarik paksa ciki citato yang di makan sendiri oleh Olla seperti tidak mau berbagi.

Enak saja pikirnya, orang beli nya sama-sama, kenapa Olla seolah berpikir itu hanya miliknya seorang?

"Ini beli nya ga pakek duit lo doang ya, kita sama-sama beli nya tadi."

"Ih!" Olla ingin menarik kembali ciki citato itu namun dengan cepat Jessi menjauhkannya. "Ciki kesukaan gue!"

"Emang lo doang yang suka? gue juga!" Jessi meraih segenggaman telapak tangan ciki itu dan langsung dia masukan ke dalam mulutnya. Olla yang melihat pun berteriak histeris.

"Ciki gue!!!"

Vivi, Mira, Jessi, juga ada Vany disana, langsung menutup telinga mereka ketika mendengar Olla berteriak histeris dengan suara cemprengnya. "Astagfirullah, Olla!" Vivi menatap Olla tajam. "Ga usah teriak!"

"Iya ih, gila ya lo?!" Mira menimpal dengan tak kalah marahnya. "Suara lo tu cempreng tau ga."

"Iya, astaga. Cuma gara-gara ciki doang nanti bisa beli lagi, Olla." Vanny juga ikut memarahi dengan menggeleng heran.

Sedang Jessi? cewe itu menurunkan kedua tangannya dari telinga, menjulurkan lidah kepada Olla yang menatapnya dengan tatapan elang. Dengan sengaja Jessi malah memakan ciki itu lagi dengan gaya menyebalkannya.

Olla ingin berteriak lagi sembari memajukan tubuhnya ingin menggeplak kepala Jessi. Namun sebelum itu terjadi, Vany sudah lebih dulu menutup mulut Olla dan mendorong tubuh Olla menjauh. "Ish! ga usah berantem, nanti beli lagi."

"Ihhh! tapo kon--"

"Nanti pulang ini gue beliin lima bungkus!"

Olla menjauhkan telapak tangan Vany dari mulutnya dan menatap Vany dengan binar. "Serius lo ya?"

SERENDIPITY (Vikuy story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang