1. Bertemu kembali

4.2K 239 14
                                    

Halo!
Masih pada melek kah mata nya? Maaf aku publish ulang nya kemaleman ya?😭 karena tadi aku ada urusan dulu huhu, but...
Vote and Comment nya jangan lupa. Setidaknya kalo kalian males comment karena udah baca, vote aja gpp kok, dan kalian scroll ke bawah ya biar views nya ke baca dan naik gitu, hhe.
Terimakasih ya semuanya! mohon bantuannya buat up cerita ini lagi😭❤

Ohya! Ada sedikit spoiler di akhir chapter untuk part 25 yang akan datang yang belum di publish sama sekali🙊

Happy reading! Enjoy!🌻💛💙

★★★★★★★★★★★

Tahun ini aku ikut andil dalam kegiatan tahunan penerimaan calon siswa baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tahun ini aku ikut andil dalam kegiatan tahunan penerimaan calon siswa baru. Tidak, aku tidak menjadi ketua pelaksananya. Hanya menjadi salah satu mentor dalam kelompok saja nantinya.

Sebenarnya mudah bagiku untuk menjadi ketuanya, hanya saja, aku tidak ingin kegiatanku bertambah lebih banyak dan aku jadi ribet sendiri. Lebih baik menjadi mentor saja. Yang penting ikut serta.

Saat ini aku tengah berjalan menuju ruangan panitia untuk mengikuti rapat pembagian kelompok. Ditengah perjalananku, selalu saja ada yang menyapaku.

Entah itu,

"Hai Vi!"

"Mo kemane lu Vi?"

"Idih, cakep bener gitaris gue hari ini."

"Vi, nanti malem ikut nongs kuy?"

Daaannn serentetan sapaan lainnya yang hanya bisa kubalas dengan senyuman. Setibanya diruangan rapat, ternyata hanya ada beberapa anggota OSIS dan anggota ekskul sepertiku saja, sepertinya memang belum datang.

"Loh, belum kumpul semua nih?" tanyaku pada Arman, anggota klub futsal.

"Belum, Vi. Bentaran lagi sih kayaknya."

Aku hanya mengangguk dan meraih kursi yang ada didekatku. Kupasang earpod pada kedua telingaku dan mulai mendengarkan playlist lagu yang senantiasa menemaniku dikala bosan.

Kepalaku mengangguk mengikuti irama, tanganku bergerak seolah sedang bermain gitar.

Entahlah, tapi aku sangat menyukai gitar. Bukan berarti aku tidak bisa memainkan alat musik lainnya.

Hanya saja, gitar lebih terkesan romantis dan intim, setara dengan piano, tapi piano terlalu besar dan berat untuk dibawa kemana-mana.

Ya masa aku harus membawa pianika, kembarannya piano biar "yang penting ada tutsnya."

Gak mungkin kan?

Tepat ketika lagu berakhir, masuklah panitia lainnya dan akhirnya rapat pun dimulai.

"Jadi kita bakalan bagi kelompok calon siswa itu jadi 10 kelompok. Tema yang bakalan kita pake tahun ini adalah nama-nama suku dari nusantara," Ucap sang ketua pelaksana. "Kita udah siapin nama-namanya. Ada Sunda, Dayak, Asmat, Bugis, Betawi, Melayu, Baduy, Jawa, Bali dan Kalimantan." lanjutnya.

SERENDIPITY (Vikuy story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang